Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/01/membuat-background-animasi-di-blog.html#ixzz28wwUpIzr Assalamualaikum wr.wb: KISAH NYATA " Dalam Tidur MaLam ku"

Jumat, 16 Maret 2012

KISAH NYATA " Dalam Tidur MaLam ku"

Membaca cerita di google hari ini ‘” mengenai perempuan bangkit dari mati “ mengingatkan saya satu peristiwa kejadiannya belum lama ini. Kira-kira  3 bulan yg lalu.. sebelumnya maaf jikalau cerita sy ini ada yg tidak berkenan pada pembaca .
Mimpi menjadi renungan dan pelajaran
Saat hari raya idul fitri, saya pulang kampung tepatnya di desa pulau rimau..saya bertandang ketempat teman kecil saya, seperti biasa kami selalu cerita  pengalaman-pengalaman baru baik itu selama saya di rantauan maupun dia di desa.  Seusai perayaan hari raya idul fitri saya pun pulang kerantauan, kota dimana saya bekerja. Selang satu bulan seusai pulang kampung tiba-tiba ada kabar klo teman kecil saya ini meninggal..Innalillahi wainnailahi rojiun..betapa terkejutnya saya, antara percaya dan tidak, bagaimana bisa meninggal, dengan umurnya yang baru  menginjak 26 tahun..belum menikah. Dan saat bertemu masi sehat walafiat...hati kecil berkata mungkin sudah takdirnya sang Esa mengambilnya.
Selang tiga hari kepergiannya, entah kenapa dia tiba-tiba hadir dalam mimpi ku.. di dalam mimpi itu banyak terjadi dialog seperti nyata. Awal bertemu dalam mimpi aku setengah ga percaya, karena di telah meninggal.
Aku: bukannya kamu sudah meninggal???
Dia :aku belum meninggal teman,  kamu percaya?
Aku : tapi jenazahmu sudah dikubur?
Dia: ea memang jenazahku sudah dikubur, kau tw teman aku belum meninggal. Aku masi ada di dalam tubuh itu, kau tw saat jenazah ku dimandikan, dikafankan, dan disholatkan..aku berontak..sekeras-kerasnya bahwa aku belum meninggal. Namun tangan, mulut dan seluruh badan tak kuasa ku gerakkan.  Kw tau teman betapa tak kuasanya  aku saat tubuh ku diangkat dari rumah menuju liang kubur?  Aku teriak tolong tak ada yg mendengar. Sungguh  aku sedih teman.
Mendengar cerita itu akupun percaya klo dia tidak meninggal. Dan kembali ku tanya
Aku : lalu bagaimana saat kau kembali kerumah?
Dia: aku kembali kerumah saat tubuh ku masi berbalut kain kafan, aku temui ibu.. namun ibu tak percaya kalau dihadapannya adalah anakanya. Akhirnya aku memeluk, sujud dikakinya menceritakan semua namun tak cukup meyakinkan ibunya, Hingga bapak  datang kemudian memeluk. Entah bapak langsung percaya kalau itu adalah aku. Akhirnya ibu yakin. Akhirnya kami bertiga berpelukkan meluapkan rasa kebahagiaan.
Saat suara azan terdengar begitu  menggema..seketika dialog kami terhenti,  sejenak  saya membuka mata, kulihat sekeliling,  posisi bantal yang masi menjepit kedua kaki ku, diding ruang yang hijau.YALLohh..saya  mimpi. Kenapa dia datang dalam mimpi ku? Apa yang terjadi padanya??
Selang 2 hari dari mimpi itu, namun saya  masi di bayang-bayangi dengan kejadian mimpi itu? Ada rasa keingin tahuan. Akhirnya saya  memutuskan untuk mehubungi adiknya yg juga teman kecil saya namanya lusi . saya pun  memberanikan diri untuk menanyakan kronologi dari  meninggalnya saudaranya. Dengan berat hati akhirnya ia pun menceritakan secara berurut...
Lusi:  maff  mel sebenarnya  kepergiannya membuat orang – orang terkejut. Asal mulanya dia demam biasa, tapi dengan kebiasaanya saat demam itu menyerang dia ga peduli. Kata dia klo demam diabawa lemas atau tidur pasti tambah parah.  tapi jikalau dibawa untuk bergerak (beraktifitas)  pasti keringet nya keluar.  Begitulah aktifitas dikebun selalu jalan meski keadaanya tidak fit. Entah mugkin karena kecapean dari seharian menanam padi malamnya mulai panas tinggi menyerang.  Saat ku sentuh begitu panasnya...matanya mulai memerah menahan rasa panas.  biasa berbagai macam obat  kampung yang tlah digunakan untuk menurunkan rasa panasnya tapi tak kunjung meredahkan panasnya. Akhirnya esok paginya dipanggilah bidan untuk mengobati Saat itu  bidann pun memberi obat penurun panas. siang hari panasnya mulai menurun..karena keadaan tubuh yng masi lemas dia pun memutuskan untuk baring tempat tidur saja.  Seperti biasa meski berbaring ditempat tidur ia masi tetap mengajak main ponakan kecilnya..bergurau2. melihat keadaan yang mulai membaik ibunyapun tak mengawatirkannya lagi.  Namun ibu yang selalu didekatnya menemani. Bercerita-cerita.. satu kali cerita ibu pun terhenti saat ia mengeluarkan pertanyaa “ mak klo aku meninggal mamak nangis ga?” ibu pun menjawab “ nangislah nak soalnya anaknya pergi”  setelah itu diapun tersenyum  membalikkan badan.  Ibu menganggap pertanyaan itu hanyalah guarauan yg tak perlu dipertanyakan.
Malam harinya tubuh dia mulai panas kembali, namun kakinya begitu dingin... ibu yang selalu setia menemaninya”  tak ada dialog hanya pertanya pertanyaan yang kerap keluar berulang kali “ mak kenapa panas nean badan ku..aku tidak bisa tidur” emak pun selalu menjawab “seperti itulah klo orang sakit, badanya ga bisa tenang, gelisah, ga bisa tidur.” Mendengar jawaban ibu ia pun terdiam lagi, pukul 1 tengah malam tibah-tibah kegelisahan itu makin menjadi, rasa perut yg tak karuan membuat dia ingin membuang air besar, “ mak aku mau buang air besar” sang  ibu pun meski menahan kantuk  dengan sabar mengantarkannya kebelakang. Saat itu dia masi sanggup membuka celana yg dikenakan. Setelah usai membuang air besakan ia masi sanggup berjalan kekamarnya kembali. “ mak kenapa yg kukeluarkan tadi warna hitam ya?”  sang ibu pun menjawab “ begitulah klo orang sakit ga ada yg dimasukin, ga makan, jadi ga da yg bisa dikeluarkan?” akhirnya diapun terdiam kembali berbaring dan memejamkan mata  meski tak tidur.
Esok hari  ea kembali ingin membuang air kecil. Saat itu ia tak kuasa berjalan sendiri. Akhirnya lusi membantu membukakan celana. Seusai membuang ir kecil ea pun beranjak dan berhenti persis didepan kamar. “ aku tidak mau masuk kamar, mau disini j” lusi pun menuruti permintaanya. Seperti biasa ibunya didapu telah menyiapkan masakan bubur untuknya. Saat ibu menghampiiri sambil membawa satu sendok makan dan sepiring bubur nasi, ibu pun ingin menyuapkan, dia pun tersenyum sambil berkata “ aku kaya ank kecil ja disuapin sambil membalikkan tubuh membelakangi ibunya. Dia memejamkan mata.  Sang ibu pun seraya merayu untuk segera makan. Tapi rayuan itu tak dihiraukannya, akhirnya ibu mengurungkan niat untuk memberinya makan. Mungkin dia tidur, akibat semalaman tidak tidur. Sang ibu pun meninggalkan tempat baringnya.  Setelah dua jam dia pun belum terbangun. Karena takut buburnya kurang enak lagi, akhirnya ibu memutuskan membangunkan dia.. saat ibu membangunkan memanggil namanya, tak kunjung bangun –bangun. Ibu menggoyang-goyangkan badanya tetap tak bangun. Akhirnya ibu mulai panik dan segera berteriak memanggil bapak  seraya membangunkan dia. Saat itu semua yang ada dirumah itu penuh kepanikaan. Sang kakak membacakan yasin berulangkali, dan sangibu yang menangis teriak. Tak kunjung bangun jua, akhirnya bapak dan sang kakak memeriksa urat nadi dan detak jantungnya, hasilnya nihill merekapun berkata detak jantunganya sudah tidak ada. Histeris memeluk sambil membacakan lafaz syahadat ditelingahnya.  Di telah pergi..dia telah pergi dia telah pergi innalillahi wainnaillahi rojiunn..tak ada terbesir untuk dibawa ke dokter, karena mereka yakin Allah sudah mengambilnya.  Tapi ada satu yg masi terjanggal di hati mereka masing2..berpikir kalau dia belum meninggal. Akhirnya diputuskan selama 3 jam  untuk dibiarkan sembari membaca yasin berulang kali. Tapi tak kunjung meperlihatkan tanda-tanda tersebutnya barulah mereka yakin klo dia memang sudah meninggal. Memutuskan untuk diberi tahu ketetangga tetangga. selang beberapa jam tetanggapun berbondong-bondong datang  berbela sungkawan.  Hati tetangga masi belum percaya karena baru tiga hari lalu dia masi sehat  walafiat.  Saat memasuki hampir Zuhuran jenazahpun dimandikan, kemudian dikafani dan dishalatkan. Pukul 1 siangk akhirnya diabawa ke perkuburan.
Seusai jenazah disemayangkan, hati lusi masi rasa tak percaya klo saudara nya meninggal..tapi perasaan itu ditepis dengan alasan menolak khendak sang Rabb.
Begitulah cerita lusi.
Uhh setelah mendengar cerita lusi dari telpn,, air mata kupun mengalir tak terasa. Rasa dengan sigap akhirnya kuceritakan mimpi ku padanya...dia pu  tak kuasa mendengarnya.  Saat itu aku tak tau apakah hatinya sama dengan ku klo seandainya dia belum meninggal, Allhualm.  Karena rasa tak kuasa mendengar tangisan lusi akhirnya aku memutuskan tlnpnanya. Dan aku mulai berpikir Yalloh seandainya dia belum meninggal apa yg terjadi.  Kenapa dengan cepat saudaranya memutuskan kalau dia sudah meninggal dengan alasan urat nadi dan detak  jatungnya tak ada lagi, kenapa tidak dibawa kedokter, mungkin dokter lebih mengetahui titik titik yg harus diperiksa untuk memastikan klau nyawanya sudah tidak ada. Oh ya Allohh mungkin mereka lebih awam untuk itu dibarengi dengan rasa melawan takdir sehingga tak terbesir untuk dibawa kedokter. Padahal dibawa kedokter hanya untuk meyakinkan bahwa dia belum atau tlah pergi untuk selamanya. Oh YaAlloh bagai mana dia memastikan meninggal padahal  jarak dia terpejam hanya 4 jam kemudian di semayangkan..seandainya dia pingsan atau koma saja, sementara orang yang pingsan atu koma  bnyak yng memakan waktu hingga satu minggu atau berbulan bulan. Sementara dia dengan 4 jam  tidur di pastikan meninggal. Ya Alloh jangan buat aku jadi tak  percaya dengan takdir mu?? Seandainya dia masi  bernyawa saat itu dan terbangun sementara dia sudah didalam tanah betapa  tersiksanya dia??  Aku tak kuasa membayangkan itu

Demikianlah selintas cerita pengalaman ku.  Terlepas dari kebenaran itu wuallahualam..aku berharap mimpimku tidak nyata. Selain itu inilah bentuk gambaran sebuah desa yang jauh dari sentuhan dokter. Desa pabila masyarakatnya sakit hanya ditemani oleh obat-obat kampung.  Masyarakat yg masi awam dengan pengetahuan didunia kesehatan. Sementara bidan adalah dokter yg merangakap menangani segala bentuk penyakit didesa itu, tentunya bidan hanya mengetahui sacra dasar saja mengenai penyakit  dibarengi dengan fasilitas yg minim kecuali untuk melahirkan.
Satu pertanyaa untuk para pembaca
“Bagaimana menurut anda dari isi cerita ini baiknya dihubungkan dengan agama maupun  pengetahuan secara umum???
Atas partisipasinya terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar