Gelap gulita yang menyelimuti dunia, gemerlap lampu di
ujung kota ku. Amat Dingin menyeruap kehulu ruas daging menembus tulang. cahaya
samar-samar menembus pentilasi kecil sudut kamar ku. Tegolek ku gelisah.
Seperempat malam membuat batin ku gemuuruh tak
menentu, otakku penuh dengan dialog
dialog kecil membuat mata terpejam tapi sayang bukan tidur, da lamunan panjang yang membentur pada satu
bayangan, sebelumnya lamunan demikian
sudah biasa bagi ku, bayang mu selalu menjadi pengantar tidur ku,
Akhhh.....
kadang kala lamunan ku tinggi menembus batas tanpa
pernah berpikir untuk melihat kebawah karena pinta ku tak pernah terpikir untuk
jatuh dan sakit.
kadangkala Lamunan ku jua membuat tersenyum sendiri
tanpa berpikir untuk menangis, karena
harapan ku bersama mu akan melahirkan kebahagian kebahagiaan tersendiri.
Tapi itulah sebuah hayalan, dunia yang bisa kita atur, yang bisa
kita sopir kemana melaju, hayalan
yang kuciptakan sebagai cerita pengantar tidur tiap malam ku.
Sekarang lamunan ku terhenti, kemudian melaju dilaju
yg tak kuharapkan, Lamunan yang membuat ku jatuh, terpuruk hingga air mata yang
ku benci turut serta jadi pengantar ditidur malam ku.
owHH... Tuhan,
apa yang telah
terjadi?
Apa yang telah terjadi dengan bayangan ku?
Siapa yang telah merampas bayangan itu?
Pernah terpikirkah olehnya tantang perasaan ku,
Sungguh daku amat terpuruk tergolek gelisah disudut ini?
Berapa besar lagi ujian yang harus kuhadapkan untuk
mewujudkan kembali lamunan ku menjadi nyata?
