Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/01/membuat-background-animasi-di-blog.html#ixzz28wwUpIzr Assalamualaikum wr.wb: Bagaimana pengolahan bahan pustaka ( buku ) di perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Bangka Belitung 2009

Rabu, 21 Maret 2012

Bagaimana pengolahan bahan pustaka ( buku ) di perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Bangka Belitung 2009

-->
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi, dimana kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi              ( IPTEK ) yang semakin canggih, peradaban manusia yang semakin moderen ditandai pula akan tingkat nilai keberadaan informasi yang semakin tinggi dan beranekaragam bentuknya. Saat ini keberadaan akan informasi telah mudah untuk ditemukan bagi kalangan pengguna informasi tersebut, karena dengan beranekaragamnya jenis informasi telah tersedia dalam satu tempat. Perpustakaan adalah salah satu tempat yang memiliki peran sebagai tempat penyimpanan, penyediaan berbagai jenis dan bentuk informasi yang siap untuk dimanfaatkan oleh pengguna atau pencari informasi. Menurut Sutarno (2006:11) perpustakaan adalah suatu ruangan bagian dari gedung / bangunan  atau gedung tersendiri yang berisikan buku-buku koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.      
Agar informasi atau bahan pustaka ( buku ) di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau ditemukan kembali dengan mudah maka dibutuhkan sistem pengolahan dengan baik dan sistematis. Menurut Mastini Hardjoprakoso ( 1992 : 47 ) kegiatan didalam sistem pengolahan bahan pustaka ( buku ) memiliki tahap-tahap antara lain pemeriksaan, inventarisasi, klasifikasi, nomor panggil, katalogisasi, perlengkapan, penyusunan. Namun berdasarkan Magang  di perpustakaan Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi , terdapat perbedaan sistem tahapan yang digunakan, adapun tahap pelaksanaanya antara lain: pengecekan bahan pustaka/buku  (pemeriksaan), klasifikasi ( penentuan subjek dan nomor klasifikasi ) ,  inventarisasi, katalogisasi, perlengkapan buku, penyusunan dalam rak-rak buku (shelving).
Dari latar belakang  di atas maka penulis tertarik untuk menyusun Laporan Magang  ini dengan judul “Pengolahan Koleksi Bahan Pustaka ( Buku ) di Perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Bangka Belitung”.     
1.2      Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu “Bagaimana pengolahan bahan pustaka ( Buku ) di perpustakaan  Fakultas Pertanian Universitas Bangka Belitung”
1.3    Tujuan dan Manfaat Laporan
1.3.1  Tujuan Laporan
            Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui  bagaimana pengolahan bahan pustaka ( buku ) di perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Bangka Belitung.
1.3.2 Manfaat Laporan
            Manfaat dari penyusunan laporan yang penulis buat ini adalah
  1. Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi yang membutuhkan informasi tentang pengolahan bahan pustaka (buku).
  2. Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pengelola di perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Bangka Belitung.
  3. Sebagai pedoman evaluasi bagi perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
1.4    Metode Laporan
1.4.1        Ruang Lingkup Laporan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka ruang lingkup laporan ini terbatas pada pengolahan bahan pustaka ( buku ) di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
1.4.2        Metode  laporan
1.      Observasi
Teknik pengumpulan data dengan  cara mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi PKL yaitu Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
2.      Interview ( wawancara )
Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung terhadap koordinator perpustakaan dan staf pengelola perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
3.      Kajian  Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan cara membaca buku – buku, LTA, yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
1.5    Sistematika Laporan 
BAB I. Pendahuluan
 Pada bab I menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan laporan, metode laporan, ruang  lingkup laporan dan sistematikan laporan.

BAB II.  Kajian Pustaka
             Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas antara lain : Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka ( buku ), Jenis Bahan Pustaka, dan prosedur pengolahan bahan pustaka (buku)
BAB  III.  Temuan-Temuan
 Pada bab ini akan menguraikan berbagai temuan yang ada di lapangan dan pembahasan yang berisikan mengenai pengolahan bahan pustaka ( buku ) di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
BAB   IV.  Kesimpulan dan Saran
 Pada bab ini akan memuat tentang kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan dan dilengkapi dengan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1    Pengertian Perpustakaan
Pada umumnya banyak para ahli mengartikan istilah perpustakaan dengan sudut pandang yang berbeda-beda seperti halnya terdapat pernyataan yang memberikan pengertian dari segi gedung dan terdapat pula menekankan dalam pengertian dari segi koleksi bahan pustaka yang dimilikinya.
Menurut Sutarno (2006:11) perpustakaan adalah suatu ruangan bagian dari gedung/bangunan, atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.
Lain halnya pendapat dari Sulistyo-Basuki (1999:5) perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya termaksud didalamnya semua bahan cetak (Buku, Majalah, Prosiding, Manuskrip dan berbagai karya media Audivisual seperti Film, Slide, Kaset Piringan Hitam, bentuk Micro sepertri Micro Film, Microfish.).
            Dari beberapa pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah sebuah gedung atau ruangan yang berisikan berbagai macam jenis dan bentuk koleksi dan bahan pustaka yang telah diproses atau diolah sedemikian rupa berdasarkan aturan-aturan tertentu dan siap untuk dimanfaatkan oleh pengguna (user).
2.2  Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
            Menurut Soejono Trimo (1992:3) perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu lembaga dimana dikumpulkan, diolah / dikembangkan, diciptakan dan disebarkan gagasan – gagasan manusia dalam bentuk buku-buku atau bahan lainnya           (seperti slides, film strip, film, models, pita suara dsb) yang diperuntukkan tidak hanya bagi individu-individu dalam lingkungan universitas / institut yang bersangkutan saja, akan tetapi juga bagi orang-orang diluar bidang lembaga penaung itu diberikan kesempatan untuk mempergunakan. Menurut  Noerhayati ( 1987 : 1) perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam pelaksanaan Tri Dharmanya.
            Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berdiri pada wilayah perguruan tinggi dan terdaftar sebagai salah satu unit kerja yang merupakan bagian integral pada perguruan tinggi.
2.3   Pengertian Bahan Pustaka
 Menurut Ibrahim Bafadal (2008 : 27) bahan-bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya.
1.      Jenis bahan pustaka ditinjau dari bentuknya yaitu:



a.       Bahan pustaka berupa buku
Seperti buku tentang psikolog, buku bahasa indonesia, buku-buku tentang ilmu pengetahuan sosial, buku-buku tentang agama, buku-buku tentang ilmu pengetahuan alam.
b.     Bahan pustaka bukan buku
   Bahan pustaka bukan buku seperti surat kabar, majalah, peta, globe, piringan hitam, dll. Bahan pustaka jenis ini dapat dibagi lagi menjadi dua jenis antara lain:
Ø  Bahan tertulis antara lain: surat kabar, majalah, brosur, laporan klipping
Ø  Bahan-bahan berupa alat-alat pengajaran antara lain: tipe, film proyektor, recorder, radio, dll.
2.      Ditinjau dari isinya, bahan pustaka dapat dibagi kedalam 2 kelompok yaitu:
1)          Bahan pustaka yang isinya fiksi, seperti: buku cerita anak-anak, cerpen, novel dll.
2)          Bahan pustaka yang isinya non fiksi seperti: buku referensi, kamus,  ensiklopedi, majalah, surat kabar.
Menurut Soejono Trimo ( 1986:6)  bahan pustaka terdiri dari buku, penerbit yang diterbitkan secara berseri dan skripsi, brosur, katalog-katalog dari penerbit, lembaga pendidikan, contoh-contoh tes atau standard test, bahan-bahan audio visual seperti film, film strip, slides, gambar atau flat-pictures, pita suara, piringan hitam, bola dunia, peta, poster, models dll.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan, bahwa bahan pustaka adalah bahan yang diterbitkan baik berupa cetak maupun non cetak berisikan informasi-informasi kemudian ditempatkan kedalam sebuah perpustakaan untuk diola secara sistematis dengan tujuan memberikan kemudahan pada pengguna ( user ) dalam menelusur informasi yang diinginkan.
2.4  Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka
Pada organisasi suatu perpustakaan, unit pengolahan adalah salah satu aset penting yang harus diperhatikan di dalam pengimplementasian suatu perpustakaan. Karena titik dari keberhasilan suatu perpustakaan tersebut dilihat dari segi pengolahannya. Dikalangan pustakawan istilah pengolahan dapat diterjemahkan menjadi berbagai penafsiran diantarannya, menurut Sutarno (2005:103) pengolahan atau processing koleksi perpustakaan merupakan serangkaian pekerjaan dilakukan sejak bahan pustaka diterima oleh perpustakaan sampai dengan siap dipergunakan oleh pemakai, tujuannya agar semua koleksi dapat ditemukan / ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh pemakai.
Menurut Mastini Hardjoprakoso (1992: 47) pengolahan bahan pustaka dalam perpustakaan adalah proses mempersiapkan bahan pustaka untuk digunakan, segera setelah tibanya bahan pustaka dalam perpustakaan sampai tersusunya di rak atau di tempat lain, siap untuk dipakai. Adapun proses tersebut terdiri dari pemeriksaan bahan pustaka, inventaris, klasifikasi, katalogisasi, perlengkapan dan penyusunan.


Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pengolahan bahan pustaka adalah salah satu kegiatan yang dilakukan secara sistematis mulai dari bahan pustaka tersebut masuk hingga siap untuk digunakan oleh pengguna ( user ), yang bertujuan memberikan kemudahan penelusuran informasi  bahan pustaka.
2.5  Prosedur Pengolahan Bahan Pustaka.
Prosedur pengolahan bahan pustaka merupakan proses pengolahan atau cara kerja yang dilakukan secara sistematis mulai dari bahan pustaka masuk perpustakaan hingga siap untuk digunakan oleh pengguna. Adapun prosedur pengolahan bahan pustaka antara lain:
2.5.1        pengecekan bahan pustaka (pemeriksaan)
menurut Mastini Hardjoprakoso (1992:47) berpendapat bahwa langkah pertama pertama dalam pengolahan bahan adalah memeriksa apakah sesuai dengan pesanan, apakah dalam keadaan utuh,  tidak ada halaman yang hilang atau nomor halaman berantakan, dsb. Sedangkan menurut Soejono Trimo (1997:47) pemeriksaan adalah pencocokan faktur dengan buku-buku yang baru datang serta kartu pesanannya ( atau daftar pesanan yang ada dalam file di perpustakaan).
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa, pengecekan bahan pustaka (pemeriksaan) adalah kegiatan dari sebuah pengolahan bahan pustaka (buku) yaitu memeriksa bahan pustaka yang baru datang atau masuk dengan tujuan mencocokan terhadap bahan koleksi yang masuk dengan daftar permintaan yang diinginkan.


2.5.2  Inventarisasi
            Inventarisasi adalah salah satu kegiatan mendaftarkan buku-buku (koleksi bahan pustaka) yang baru masuk pada perpustakaan tersebut,  baik diproleh dari pembelian, hadiah, hibah, tukar-menukar atau pinjam meminjam, harus dicatat kedalam buku induk atau buku inventaris perpustakaan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menyusun laporan mengenai perkembangan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.
            Menurut Noerhayati    (1986:118) Inventaris koleksi adalah berupa kegiatan pencatatan koleksi bahan pustaka kedalam inventaris (buku induk koleksi) sebagai tanda bukti perbendaharaan perpustakaan. Menurut Mastini Hardjoprakoso (1992:47) inventarisasi adalah  pencatatan setiap bahan pustaka yang masuk secara kronologis. Dari buku, kita dapat mengetahui berapa buku yang telah masuk dalam jangka waktu tertentu, sumber dan harga setiap buku bila dibeli
            Adapun bagian-bagian kolom atau lajur dari buku induk  antara lain:
1.      Tanggal Masuk
2.      Nomor Induk
3.      Pengarang
4.      Judul
5.      Penerbit
6.      Tahun Terbit
7.      Sumber
8.      Harga
9.      Keterangan
Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, inventarisasi adalah kegiatan pendaftaran atau pencatatan bahan pustaka kedalam buku besar ( buku induk / inventaris ) secara sistematis dengan memuat berbagai keterangan yang dapat mewakili dari pada bahan pustaka tersebut.
2.5.3 Katalogisasi
 Menurut Sutarno  (2005 : 104) katalogisasi adalah kegiatan membuat katalog setiap koleksi dengan memuat deskripsi atas fisik buku/ bahan pustaka secara lengakap mencangkup antara lain pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, kolasi, ilustrasi dll.
Menurut  Pawit.M.Yusup (1995 :75) katalog merupakan daftar susunan alfabetis (atau dengan cara lain) mengenai suatu barang, item, atau dengan barang lain dengan tambahan informasi-informasi singkat dari bahan atau item tersebut, termasuk ukuran, warna bahkan harga.
Katalog dapat disajikan dalam bentuk kartu, buku, atau lembaran lepas maupun on line. Terdapat berbagai macam bentuk kartu katalog yang dapat digunakan oleh pengguna didalam penelusuran informasi, adapun macam jenis bentuk kartu katalog, menurut  Soejono Trimo (1997 : 19) Jenis-jenis kartu katalog antara lain:
1.      Katalog  Pengarang
2.      Katalog  Judul
3.      Katalog  Subjek
Adapun unsur-unsur atau keterangan yang dicantumkan di dalam penulisan katalog agar  dapat mewakili dari tiap buku-buku (koleksi bahan pustaka) antara lain:
1.      Nama Pengarang secara lengkap
2.      Judul bukunya secara lengkap
3.      Edisi, jika ada
4.      Tempat terbitan dan nama terbitnya
5.      Tahun diterbitkan buku itu,
6.      Jumlah halamannya, jika buku tersebut diterbitkan dalam bentuk jilid maka yang disebut adalah jumlah jilidnya.
7.      Keterangan-keterangan lainnya, misalnya gambar, peta, tabel dll
8.      Nomor kode  buku tersebut yang menyatakan tempat buku itu pada raknya (dalam hal ini  disebut pula Call Number buku tersebut) yang biasanya dicantumkan pada ujung kiri kartu katalognya.

Dari pernyataan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa katalogisasi adalah kegiatan mendaftarkan informasi – informasi deskripsi bahan pustaka ( buku ) baik fisik taupun nonfisik yang disusun secara sistematis dengan tujuan dapat mewakili dari suatu dokumen ( bahan pustaka ) tersebut.
2.5.3.1 Fungsi Katalog
Adapun fungsi dari katalogisasi menurut Lasa. H.s. ( 1994 : 45 ) yaitu:
  1. Mencatat koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan.
  2. Memudahkan para pembaca dalam mencari bahan pustaka yang diinginkan
  3. Mengembangkan standar bibliografi secara internasional.

Sedangkan menurut Pawit M. Yusup (1995: 76) secara umum fungsi katalogisasi yaitu:
  1. Menunjukkan suatu tempat buku atau bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil                     ( call number)
  2. Mendaftarkan semua buku dan bahan lainnya dengan susunan alfabetis nama pengarang, judul maupun subyek buku yang bersangkutan, kedalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri atau informasi yang diperlukan.
  3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.
2.5.4        Klasifikasi
Klasifikasi atau pemilahan merupakan salah satu proses vital dalam manajemen perpustakaan yang ideal. Proses ini begitu penting dan merupakan kunci mendasar bagi proses-proses lainnya untuk bisa berjalan secara sistematis, dilihat dari arti istilah klasifikasi itu sendiri. Menurut Mastini Hardjoprakoso (1992 : 48) Klasifikasi adalah suatu sistem pengelompokan atau penggolongan buku – buku menurut suatu aturan yang logis agar memudahkan para pemakai perpustakaan menemukan buku yang dikehendaki. Aturan yang logis itu adalah menurut golongan (kelas) atau cabang ilmu pengetahuan.
Menurut Towa P. Hamakonda dan J.N.B Tairas ( 2001:1 ) klasifikasi adalah pengelompokkan pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, klasifikasi adalah salah satu kegiatan penting dalam bidang pengolahan bahan pustaka, yaitu mengelompokkan atau menggolongkan bahan pustaka berdasarkan kelas-kelas ( nomor ) yang sama atau mirip dengan tujuan agar bahan pustaka tersebut dapat tersusun dengan rapi dan mudah untuk melakukan penelusuran, apabila sewaktu-waktu bahan pustaka tersebut diperlukan.   
2.5.4.1  Sistem Dewey Decimal Classification ( DDC )
Pada umumnya sistem klasifikasi yang sering digunakan pada perpustakaan adalah sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification ( DDC ). Dewey Decimal Classification diciptakan oleh seorang pustakawan Amhers College bernama  Melvil Dewey pada tahun 1873.  Menurut Soejono Trimo (1997 : 25 )  Pada buku DDC pada dasarnya dapat dibagi kedalam tiga bagian yang terpenting yakni:
1.      Daftar from division, yang memberikan pemabagian lebih lanjut atas golongan – golongan atau cara pengolahannya, dan bentuk fisik bukunya.
2.      Daftar klasifikasi, yang berisi nomor klasifikasi dan ilmu pengetahuan menurut pembagian Melvil Dewey, yaitu pengarang Dewey Decimal Classification .
3.      Daftar Relative Index, suatu alat penolong bagi petugas perpustakaan untuk mencari nomor – nomor kalsifikasi dalam daftar klasifikasi tersebut

2.5.4.2  Menganalisa suatu bahan pustaka.
Towa P. Hamakonda dan J.N.B Tairas (2001 :15), berpendapat bahwa menganalisa suatu bahan pustaka dapat dilakukan sebagai berikut:
1.      Judul buku.
2.      Daftar isi.
3.      Bibliografi atau sumber yang dipakai  untuk menyusun buku itu.
4.      Kata pengantar atau pendahuluan.
5.      Apabila keempat langkah tersebut belum memadai untuk menentukan subyek buku buku itu, maka dapat dilakukan dengan membaca sebagian teks buku itu atau mencari sumber informasi lainnya.
2.5.4.3  Tujuan Klasifikasi
Pemilahan bahan pustaka bertujuan untuk membagi bahan – bahan pustaka yang ada menjadi berbagai kelompok sesuai dengan tema, judul, penulis dan parameter – parameter lainnya yang akan memudahkan penempatan bahan pustaka tersebut dalam rak – rak buku. Serta yang lebih penting lagi adalah untuk memudahkan proses pemanggilan kembali ( Recalling ) ketika buku – buku tersebut dibutuhkan.
Menurut  Soejono Trimo ( 197 : 25 ) tujuan klasifikasi adalah agar            buku – buku yang mempunyai subjek yang saling berhubungan, berdekatan atau berkaitan. Sedangkan Sutarno ( 2005:105) berpendapat bahwa tujuan klasifikasi adalah agar semua subyek yang sama pemberian nomor kode (kelas) atas semua sumber informasi menurut suatu sistem tertentu.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari pengklasifikasian adalah memberikan kemudahan dalam melakukan penyusunan bahan pustaka ( buku ), serta memudahkan didalam penelusuran informasi yang ada pada bahan pustaka ( buku ) apabila sewaktu-waktu diperlukan berdasarkan subyek yang berkaitan atau nomor-nomor klasifikasi yang telah dibuat.
2.5.5  Perlengkapan Pada Buku
            Menurut Sutarno ( 2005 : 107 ) pembuatan perlengkapan koleksi bahan pustaka antara lain:
1.      Label
2.      Kartu buku
3.      Kantong Buku
4.      Slip Buku
5.      Slip Tanggal
Menurut Soeatminah (1992:82) perlengkapan atau kegiatan pemberian label buku antara lain:
1.      Memberi label sandi buku yang ditempel pada punggung buku.
2.      Membuat kartu buku untuk setiap eksemplar
3.      Membuat label tanggal dan ditempelkan dalam buku




Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perlengkapan pada buku adalah berupa bahan-bahan berupa label, kartu buku, kantong buku, slip buku, slip tanggal yang dibuat dengan tujuan memberikan kemudahan kepada petugas didalam  mengolah bahan pustaka ( buku ).  
2.5.6        Penyusunan Koleksi
Penyusunan atau shelving merupakan tahap akhir dari sebuah pengolahan bahan pustaka. Penempatan koleksi pada rak buku atau tempat tertentu dilakukan agar pengguna dapat menelusur penempatan koleksi tersebut. Menurut Sutarno          (2005: 107 ) Penyusunan ini ada dua cara yaitu: pertama, penempatan tetap maksudnya bahwa setiap koleksi yang sudah ditempatkan pada suatu tempat seterusnya berada ditempat tersebut, tidak berubah, jika ada penambahan disusun pada urutan selanjutnya. Kedua, penempatan tidak tetap artinya bahwa penempatan koleksi bisa dipindahkan atau digeser jika ada penambahan atau pengurangan koleksi dengan yang sama atau berdekatan. Sedangkan menurut Soejono Trimo               (1986 : 94-95) penyusunan atau Shelving dapat disusun berdasarkan nomor klas dengan cara penyusunan sebagai berikut:
  1. Dimulai dari angka desimal kecil keangka desimal besar
  2. Penyusunan dari kiri kekanan dalam suatu kotak almari dari atas kebawah
  3. Diikuti penyusunan urutan huruf, yaitu tiga huruf pertama nama pengarang secara alfabetis dan satu huruf judul.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, penyusunan koleksi adalah kegiatan tahap akhir dari pengolahan bahan pustaka ( buku ), dimana buku-buku disusun ke dalam rak-rak berdasarkan kelas-kelas / golongan tertentu.
BAB III
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Temuan
3.1.1 Sejarah Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
            Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dari awal berdirinya hingga sekarang telah mengalami perpindahan tempat/lokasi. Awal berdiri pada tahun 1982 bertempat di Gedung H. Kemudian pada tahun 1990 keberadaan perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian pindah ke gedung E. Selanjutnya pada tahun 1998 alokasi keberadaanya terjadi mengalami perpindahan, yaitu ke gedung V, dan terakhir pindah kegedung  U pada tahun 2000 hingga pada akhirnya pada tahun 2002 perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian telah menempati gedung tersendiri..
3.1.2 Lokasi
            Perpustakaan Agro komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Mempunyai gedung tersendiri dengan luas ruangn 25 x 25 m. Adapun lokasi keberadaan perpustakaan  Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu anata lain:
  1. Sebelah Barat berbatasan dengan gedung GB I
  2. Sebelah Selatan berdekatan dengan gedung  Laboratorium jurusan  Kehutanan dan Peternakan.
  3. Sebelah Utara berbatasan dengan gedung  Laboratorium Agronomi dan,
  4. Sebelah Timur berbatasan dengan gedung belajar mahasiswa  Agronomi.
3.1.3 Kedudukan dan Tujuan
  1. Kedudukan
      Kedudukan Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu berada langsung di bawah naungan pembantu dekan bidang administrasi umum dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
  1. Tujuan
Adapun tujuan berdirinya perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu  antara lain:
    1. Memperlancar  proses belajar-mengajar di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
    2. Mendorong mahasiswa untuk belajar menggunakan dan memanfaatkan bahan pustaka yang ada
    3.  Mendukung, memperlancar dan mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan fakultas khususnya dan kegiatan perguruan tinggi umumnya.

  3.1.4  Tugas dan Fungsi.
Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu memiliki tugas yaitu memberikan pelayanan kepada pengguna. Adapun Fungsi didirikan perpustakaan ini antara lain:
a.       Sebagai sarana pendidikan secara langsung / formal bagi kalangan mahasiswa dan dosen khususnya di wilayah Universitas Bengkulu.
b.      Sebagai tempat mencari informasi yang dibutuhkan oleh pengguna      ( user )
c.       Mengorganisasikan bahan – bahan pustaka agar mudah digunakan oleh pengguna.
 
3.1.5  Organisasi dan Personalia
            Di  perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu telah memiliki struktur organisasi yang ideal, dalam hal ini sangat membantu didalam aktivitas-aktivitas di perputakaan tersebut. Adapun struktur organisasi  dapat dilihat pada lembar lampiran 1.
            Adapun staf / petugas perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu terdapat empat orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.
No
Nama
Keterangan
Pendidikan
1
Ir. Mat Syafrudin
Koordinator
Sarjana Pertanian
2
Taharudin, SH
Staf
Sarjana Hukum

Azhar
Staf
Sarjana Sosial
4
Nety Herawati
Staf
SMA
Sumber : staf Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
               2009

            Berdasarkan tabel di atas, perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu belum memiliki staf  pustakawan  berlatar belakang pendidikan Sarjana Perpustakaan.






3.1.6         Pengolahan Bahan Pustaka di Perpustakaan Agro Komplek   Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu memiliki prosedur pengolahan bahan pustaka yang biasa mereka lakukan adalah sebagai berikut:
3.1.6.1 Pengecekan Bahan Pustaka ( Pemeriksaan )
Kegiatan Pengecekan bahan pustaka adalah awal dari kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan bahan  pustaka, pengecekan dilakukan sejak bahan pustaka baru datang atau  masuk ke perpustakaan, pengecekan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencocokkan daftar permintaan buku dengan daftar buku yang diterima. Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian dalam proses pengecekan bahan pustaka (buku) kegiatannya antara lain:
a.       Mencocokan / kesesuaian judul yang diminta dalam daftar permintaan dengan judul-judul buku yang telah diterima.
b.      Apabila judul buku tersebut telah sesuai dengan judul buku yang ada di daftar permintaan maka, petugas cukup mencontreng ( √ ) judul dalam daftar permintaan. Pemberian contrengan ini sebagai tanda bukti bahwa buku tersebut telah sesuai dengan permintaan. Sebaliknya jika judul buku tersebut tidak sesuai dengan daftar perminitaan maka, petugas dapat menandai dengan menyilangnya ( X )  kemudian buku yang tidak sesuai tadi untuk sementara disisihkan.
c.       Setelah pencocokan judul, tahap selanjutnya yaitu pengecekan terhadap jumlah eksemplar dari tiap-tiap judul yang ada dalam daftar permintaan dengan jumlah eksemplar yang terima. Jika tidak sesuai, petugas cukup menulis jumlah eksemplar yang diterima dalam daftar permintaan.
d.      Tahap berikutnya yaitu pengecekan terhadap kelayakan bentuk fisik seperti: kerusakan cover, halaman atau halaman yang hilang dll.
e.       Tahap terakhir yaitu, petugas membuat surat pemberitahuan yang akan diajukan kepada bagian pengadaan ( Kabag TU ). Adapun isi pemberitahuan antara lain:
§   Jumlah buku dan eksemplar yang telah diterima.
§  Jumlah ketidak sesuaian judul dan eksemplar yang telah diterima,
§  Jumlah ketidak layakan fisik buku seperti kerusakan cover, lembar halaman yang hilang, dll.
3.1.6.2   Klasifikasi
            Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu telah melaksanakan klasifikasi yaitu penentuan satu subyek buku dan nomor klasifikasi  dilakukan dengan menggunakan buku pedoman Dewey Decimal Classification ( DDC ).
Penentuan subyek buku, dan nomor klasifikasi
a.      Menentukan satu subyek dengan melihat judul buku atau daftar isi dalam buku tersebut. Pengambilan subyek secara luas.
 Contoh: judul : Agribisnis Syariah
Subyek : Produksi Industri

b.      Menentukan nomor klasifikasi berdasarkan subyek tersebut.
Contoh:       Subyek : Produksi Industr
                       No. Klasifikasi : 338.
c.       Menentukan kepengarangan buku dilakukan dengan melihat cover buku halaman judul, atau pada punggung buku.
d.      Kemudian dari nama pengarang, diambil tiga huruf nama kedua dari pengarang ( pertama ) dan satu huruf dari judul kemudian dituliskan pada sudut kanan halaman judul menggunakan pensil..
Contoh: Pengarang : E. Gumbar dan Yayuk Pratiwi
maka ditulis: GUM
Judul: Agribisnis Syariah
maka ditulis dengan : a
  Sehingga dari tahapan keseluruhan diatas dapat ditulis dalam bentuk:
 contoh:  338.      →nomor klasifikasi
GUM.   →3 huruf dari nama pengarang
a.                                              →1 huruf dari judul

3.1.6.2.1        Jumlah koleksi
Jumlah  koleksi buku di Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian  Universitas Bengkulu berjumlah 2.029 judul dan 4.676 eksemplar.
Rekapitulasi koleksi pada perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian berdasarkan pembagian nomor klasifikasi
No
Klasifikasi
Jenis Koleksi 
Jumlah
      Judul                   Eksemplar
1
000
Karya Umum
114
195
2
100
Filsafat
108
163
3
200
Agama
84
93
4
300
Ilmu Sosial
182
273
5
400
Bahasa
115
598
6
500
Ilmu Murni
636
1639
7
600
Ilmu Terapan
621
1518
8
700
Kesenian dan Olahraga
45
58
9
800
Kesusastraan
70
76
10
900
Sejarah dan Geografi
54
63
11
jumlah

2.029 judul
4.676 Eks
Sumber data: Rekapitulasi koleksi buku di perpustakaan Agro Komplek Fakultas 2009                    
3.1.6.3 Inventarisasi
Di  perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, tahap penginventarisasian dilakukan setelah kegiatan penentuan subyek dan nomor klasifikasi. Yaitu:
1.      Memberi cap atau stempel pada bagian-bagian buku, yaitu bagian halaman judul, halaman tengah dan halaman belakang, bentuk cap dapat dilihat pada lembar lampiran 3
2.      Memberi cap inventaris pada bagian buku yaitu pada halaman depan. Bentuk cap ini dapat dilihat pada lembar lampiran 3.
3.      Pencatatan  nomor kedalam buku induk/ inventaris
3.1.6.4  Katalogisasi.
   Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu telah melakukan pengkatalogan, pembuatan pada awalnya menggunakan mesin Tik, namun sejak mesin Tik rusak pembuatan kartu catalog kembali manual dengan tulisan tangan menggunakan pena berwarna hitam. Kartu katalog yang dibuat hanya berdasarkan kartu katalog pengarang 1. Di perpustakaan Agro Komplek sebelum membuat kartu katalog terlebih dahulu membuat T’Slip ( Temporary-Slip). T’ Slip adalah catatan keterangan mengenai buku yang nantinya akan ditulis pada kartu katalog yang telah digunting tadi. T’ Slip ini ditulis dalam kertas buram, adapun keterangan yang dimuat antara lain:



1.      Nomor klasifikasi ( call number )
2.      Nama pengarang
3.      Judul buku
4.      Impresium
5.      Kolasi
6.      Tracing (Jejakan)
Setelah membuat kartu T slip, dilanjutkan dengan membuat kartu katalog pembuatan ini dibuat dalam kertas karton putih ukuran 12,5 x 7,5 cm dengan tulisan  penah.
Adapun keterangan-keterangan yang dimuat dalam kartu katalog tersebut.
1.      Mencatat nomor klasifikasi ( call number ) pada sudut kiri atas kartu  kemudian di bawahnya diikuti tulisan 3 huruf nama kedua dari pengarang pertama, dan dibawahnya lagi 1 huruf pertama dari judul.
2.      Nama Pengarang.
3.       Judul,
4.      Impresium, ditulis setelah tulisan judul, nama pengarang, edisi dengan jarak 2 huruf dari tanda titik.
5.      Kolasi,
6.      Tracing (jejakan),
Jumlah koleksi buku yang telah dibuat kartu catalog yaitu, 731 kartu catalog yang disusun dalam kotak catalog berdasarkan nama pengarang buku. Adapun bentuk kartu katalog di perpustakaan Agro komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dapat dilihat pada lembar lampiran 4.
3.1.6.5. Perlengkapan buku
            Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu untuk kegiatan perlengkapan buku telah dilaksanakan. Adapun bentuk perlengkapan buku antara lain:
1.       Pembuatan dan penempelan  call number pada punggung buku . pembuatan call number menggunakan pena.
2.      Blanko Kartu buku, dengan ukuran 12x9 cm, menggunakan kertas keras berwarna putih, adapun keterangan keterangan antara lain:
a.       Nomor klasifikasi ( call number )
b.      Nama pengarang
c.       Judul buku
d.      Nama peminjam
e.       Tanggal peminjam
f.       Tanggal kembali
g.      Paraf.
Bentuk kartu kartu buku dapat dilihat pada lembar lampiran 5.
3.      Kantong buku, yaitu kantong yang dibuat dari kertas buram yang berbentuk persegi dengan ukuran 10,5 x 11,5 cm. Bentuk kantong buku dapat dilihat pada lembar lampiran
4.      Dan lembar tanggal kembali terbuat dari kertas buram ukurannya hampir sebesar buku dengan memuat keterangan nama peminjam, tanggal kembali. Bentuk blanko lembar tanggal kembali dapat dilihat pada lembar lampiran 7

3.1.6.6 Penyusunan Buku di Rak ( shelving )
            Di Perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu untuk kegiatan penyusunan buku – buku dirak adalah tahap kegiatan terakhir dari kegiatan pengolahan bahan pustaka ( buku ). Bentuk sistem penempatan koleksi bahan pustaka (buku) yaitu sistem tetap. Dan bentuk penyusunannya berdasarkan nomor klasifikasi (10 kelas utama / main classes). Penyusunan dari tiap-tiap klas utama tidak berurutan / sistematis sehingga tampak tidak beraturan.
















3.2      Pembahasan
3.2.1 Pengecekan Bahan Pustaka
Pengecekan bahan pustaka adalah langkah  pertama dalam pengolahan bahan pustaka (buku) adalah memeriksa apakah sesuai dengan pesanan, apakah dalam keadaan utuh,  tidak ada halaman yang hilang atau nomor halaman berantakan, dsb. Selain itu pemeriksaan ini bertujuan yaitu pencocokan faktur dengan buku-buku yang baru datang serta kartu pesanannya ( atau daftar pesanan yang ada dalam file di perpustakaan).
             Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian dalam proses pengecekan bahan pustaka (buku) kegiatannya telah dilakukan dengan baik hal ini dapat kita lihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalam pengecekan yang sistematis.
a.       Mencocokan / kesesuaian judul yang diminta dalam daftar permintaan dengan judul-judul buku yang telah diterima, sehingga dengan adanya pencocokan judul buku dalam daftar buku permintaan terhadap buku yang telah diterimanya maka akan terhindar dari kekeliruan terhadap koleksi yang semestinya harus diterima.
b.      Pemberian tanda contreng (√ ) yang sesuai dan tanda silang ( X ) pada judul koleksi yang tidak sesuai. Dengan pemberian tanda ini akan terlihat jelas terhadap koleksi bahan pustaka (buku) yang telah diperiksa.
c.        Pengecekan terhadap jumlah eksemplar dari tiap-tiap judul yang ada dalam daftar permintaan dengan jumlah eksemplar yang terima dari tiap judul buku dengan itu akan mudah teridentifikasi dari jumlah koleksi yang diterima.
d.       Pengecekan terhadap kelayakan bahan pustaka (buku)  bentuk fisik seperti: kerusakan cover, halaman atau halaman yang hilang dll, dilakukan agar koleksi-koleksi yang masuk diperpustakaan tersebut tetap dalam keadaan baik dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
e.       Tahap terakhir yaitu, petugas membuat surat pemberitahuan ditujukan kepada bagian pengadaan dan dapat juga disimpan sebagai arsip perpustakaan tersebut.
Tujuan dilakukan pengecekan ini adalah untuk mencocokkan daftar permintaan dengan buku yang telah diterimanya. Dari tahapan kegiatan diatas maka koleksi-koleksi yang masuk akan tetap terjaga keutuhan baik dari segi jumlah, fisik maupun non fisik dari tiap-tiap koleksi bahan pustaka (buku) yang masuk keperpustakaan tersebut.
3.2.1         Klasifikasi.
Klasifikasi merupakan salah satu proses vital dalam manajemen perpustakaan yang ideal. Proses ini begitu penting dan merupakan kunci mendasar bagi proses-proses lainnya untuk bisa berjalan secara sistematis. Tujuan penentuan  subjek dan pemberian nomor klasifikasi adalah agar buku – buku yang mempunyai subjek yang saling berhubungan, berdekatan atau berkaitan.
Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, dalam pengklasifikasian dilakukan dengan penentuan  subjek buku dan nomor klasifikasi. Namun kegiatan penentuan subjek yang dilakukan belum berjalan dengan semestinya seperti:
1.    Dalam penentuan subjek, petugas hanya mengambil satu subjek secara luas. Dalam kenyataan terdapat pengarang yang membahas dua subjek atau lebih dalam sebuah buku. Sehingga dengan penulisan satu subyek dan subjek tersebut yang diambil dalam artian yang lebih luas ( tidak sfesifik ) akan mendukung terjadinya penumpukan koleksi pada satu subjek yang sama.
2.    Karena petugas menentukan nomor klasifikasi berdasarkan subjek tersebut. Akibat dari penumpukan subjek tadi maka akan terjadi pula penumpukan dalam susunan di rak karena pemberian  nomor klasifikasi  sama.
3.    Menentukan kepengarangan buku dilakukan dengan melihat cover buku halaman judul, atau pada punggung buku.
4.    Kemudian dari nama pengarang, petugas mengambil tiga huruf nama kedua dari pengarang pertama dan satu huruf dari judul kemudian dituliskan pada sudut kanan halaman judul menggunakan pensil.
Agar  kegiatan pengklasifikasian yaitu penentuan subjek dan nomor klasifikasi berjalan semestinya dan tidak terjadi penumpukan koleksi (buku) dalam satu subjek dan nomor klasifikasi, maka dapat dilakukan dengan cara:
1. Menganalisa suatu bahan pustaka dalam menentukan subjek buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Judul buku kadang-kadang dengan mudah memberikan petunjuk tentang apa isinya misalnya Matematika Moderen, pengantar ekonomi, akan tetapi sering juga yang tidak jelas (bahkan membingungkan) sehingga perlu diadakan pemeriksaan lebih kanjut. Buku seperti Habis gelap terbitlah terang tidak dapat kita tentukan subjeknya begitu saja dengan tanpa meneliti buku itu untuk memperoleh keterangan atau petunjuk lebih jelas misalnya judul tambahan, judul seri dan melalui cara-cara yang disebutkan di bawah ini.
b.      Daftar isi sebuah buku, apalagi yang cukup terperinci biasanya merupakan petunjuk yang dapat dipercaya tentang subjek buku itu.
c.       Apabila dari daftar isi tidak jelas, bibliografi atau sumber yang dipakai untuk menyusun buku itu dapat memberikan petunjuk yang bermanfaat.
d.      Bacalah sepintas lalu kata pengantar atau pendahuluan buku itu yang biasanya memberikan informasi tentang sudut panjangan penulis tentang subjeknya, ruang lingkup persoalan.
e.       Apabila kempat langkah tersebut di atas belum memadai untuk menentukan subjek buku itu, maka kita dapat membaca sebagian teks itu untuk mencari sumber informasi mengenai subjek dari suatu buku tersebut.
2. Pemberian nomor klasifikasi
Didalam pemberian nomor klasifikasi sebaiknya berdasarkan subjek yang paling spesifik dan bukan pada subjek yang lebih luas sehingga meminimalisasikan akan  terjadi penumpukan pada koleksi yang memiliki nomor klasifikasi yang sama.
Contoh:
judul   :    Agribisnis Syariah
            subyek:   Produksi Industri
          seharusnya subjek yang sfesifik yaitu; Industri Pertanian

          nomor klasifikasi: 338
            seharusnya berdasarkan subjek yang sfesifik tadi maka nomor klasifikasinya : 338.1

               Nomor klas ( call number ) dicantumkan pada sudut kanan atas halaman judul buku yang bersangkutan ( atau di tempat lain yang agak kosong pada halaman tersebut ) dengan tulisan pensil. Nomor klasifikasi ( Call number )  buku itulah yang nantinya perlu di tulis pada label dan ditempelkan pada punggung buku, sehingga kemudian akan berfungsi sebagai alat untuk menentukan tempat ataupun urutan letak buku dalam menyimpan dan penyusunan dalam rak.
3.   Menentukan kepengarangan buku.
Pengarang ini dapat dilihat pada cover buku, halaman judul atau pada punggung buku. Petugas juga dapat menemukan dengan melihat keterangan riwayat penulis. Lazimya penulis meletakkan keterangan riwayat hidupnya di bagian cover belakang.
4.  Setelah mengetahui pengarang buku, petugas cukup memgambil 3 huruf dari nama kedua pengarang pertama dengan menggunakan huruf kapital besar.
5.        Penentuan Judul, petugas cukup melihat pada cover buku atau halaman judul. Penulisannya 1 huruf pertama yang diambil dari judul buku.


Dari beberapa tahapan di atas maka dapat dicontohkan secara  keseluruhan           
      Contoh :
Judul buku        : Agribisnis Syariah
                  Pengarang        : E.Gumbira dan Yayuk Pratiwi.
                  No. Klasifikasi  : 388.1

                  Maka dapat ditulis :    388.1   →No. klasifikasi
                                                      GUM  →3 huruf dari nama pengarang
                                                         a      → 1 huruf dari judul

3.2.2        Inventarisasi
Inventarisasi adalah  pencatatan setiap bahan pustaka yang masuk secara kronologis. Dari buku, kita dapat mengetahui berapa buku yang telah masuk dalam jangka waktu tertentu, sumber dan harga setiap buku bila dibeli. Di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu telah melaksanakan kegiatan inventarisasi sebagaimana mestinya. Adapun kegiatan inventaris yang dilakukan antara lain:
1.      Memberi cap atau stempel pada bagian-bagian buku, yaitu bagian halaman judul, halaman tengah dan halaman belakang. Pentingnya memberi cap atau stempel perpustakaan dan cap stempel inventaris pada bagian-bagian buku ialah untuk memberi tanda atau ciri khusus agar dikenal bahwa buku yang bersangkutan adalah milik perpustakaan tersebut. Setiap buku yang akan dijadikan koleksi perpustakaan harus diberi cap atau stempel pada bagian-bagian yang dianggap penting.
2.       Pemberian cap inventaris,
3.      Pencatatan nomor kedalam buku induk/ inventaris

Pada umumnya kegiatan penginventarisasian dilakukan setelah pengecekan namun pada proses kegiatan penginventarisasian di perpustakaan ini dilakukan setelah tahap pengklasifikasian. Hal ini memberikan kemudahan tersendiri dalam pengisian buku induk/inventaris. Dimana buku inventaris yang telah memuat kolom-kolom dengan berbagai keterangan akan terisi semua seperti kolom inventaris dan kolom nomor klasifikasi. Atau petugas tidak perlu bekerja dua kali karena nomor klasifikasi telah ditemukan, nomor inventaris telah ada petugas hanya memindahkan kedalam kolom masing-masing dalam buku induk. Sebagaimana contoh betuk kolom inventaris.
No
tgl
Judul
pengarang
Penerbit

Jumlah

No.Inv
Call Number

Bahasa

Ket

Jdl

Eks

Ind

Ing

1

19/02/09

Kewirausahaan

Geoffrey G. Meredith

Jakarta: PPM, 2002

1

9

1/FP/H/09

358.04/MER/k

ü  


Sumber : Perpustakaan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu 2009
                 Petunjuk pengisian buku inventaris antara lain:
1.      Mencatat nomor urut ( ke-1 ), diisi dengan nomor urut mulai dari yang terkecil, kemudian dilanjutkan dengan nomor urut selanjutnya. Pada saat setiap kali mencatat penerimaan buku-buku ( nomor urut ini bukan untuk nomor urut perbuku, akan tetapi untuk nomor urut pada setiap saat mencatat penerimaan buku-buku).
2.      Kolom tanggal ( ke-2 ), diisi tanggal pada saat mencatat buku-buku tersebut ke dalam buku induk / inventaris.
3.      Kolom judul ( ke-3 ), diisi dengan judul dari tiap buku-buku.
4.      Kolom kepengarangan ( ke-4 ),  diisi dengan nama pengarang dari setiap buku yang dicatat.
5.      Kolom penerbit ( ke-5 ), diisi dengan tempat terbit, penerbit dan tahun terbit buku.
6.      Kolom jumlah ( ke-6 ) pada kolom ini dibagi menjadi dua kolom yaitu kolom jumlah judul dan kolom jumlah eksemplar.
7.      Kolom nomor inventaris ( ke-7 ), diisi dengan nomor inventaris yang telah ditentukan bagi setiap eksemplar buku.
                                    Contoh: 1/FP/H/09
§  Angka 1 adalah nomor urut inventaris
§  FP adalah singkatan nama perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian.
§  H, adalah singkatan dari kata ‘Hadiah’
§  09, adalah singkatan dari tahun pada waktu buku diterima.
8.       Kolom call Number ( ke-8 ), diisi dengan call number dari tiap   buku.contoh: 358.04/MER/k
§  358.04 adalah nomor klasifikasi
§  MER, adalah 3 huruf dari depan nama pengarang buku
§  k, adalah satu huruf dari awal judul     
9.      Kolom bahasa ( ke-9 ), pada kolom ini dibagi menjadi dua kolom yaitu kolom untuk bahasa Indonesia (ind) dan kolom bahasa inggris (ing).
10.   Kolom keterangan (ke-10), diisi dengan keterangan-keterangan lain yang tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu kolom tersebut di atas.
11.  Sebaiknya setelah 1 halaman dobel folio buku inventaris penuh dengan catatan kemudian pada garis terbawah perlu ditutup dengan garis memanjang dari kiri kekanan dan dicatat jumlah daripada buku yang telah dicatat dengan perincian.
§  Jumlah buku
§  Jumlah eksemplar
§  Jumlah buku yang mempergunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Hal ini bertujuan memberikan kemudahan bagi petugas pengolah didalam menelusur jumlah dari tiap-tiap koleksi buku.
3.2.4        Katalogisasi
Katalogisasi merupakan daftar susunan alfabetis (atau dengan cara lain) mengenai suatu barang, item, atau dengan barang lain dengan tambahan informasi-informasi singkat dari bahan atau item tersebut, termasuk ukuran, warna bahkan harga. Tujuan dari pembuatan katalog pada tiap-tiap koeksi pada umumnya adalah untuk memberi kemudahan baik bagi pengelolah perpustakaan maupun bagi pengguna (user) di dalam melakukan penelusuran  informasi.
 Proses pengkatalogan di perpustakaan Agro Komplek Fakultas Pertanian Universitas Begkulu telah dilakukan dengan aturan-aturan sebagaimana mestinya namun pembuatan kartu katalog hanya berdasarkan nama pengarang yaitu pengarang satu. Sehingga akan mempersulit bagi pengguna didalam melakukan penelusuran apabila ia tidak mengetahui  nama pengarang satu, sementara dalam katalog terdapat  Jenis-jenis kartu katalog antara lain:
1.      Katalog  Pengarang ( pengarang 1, pengarang dua atau lebihnya)
2.      Katalog  Judul
3.      Katalog  Subjek
Sebaiknya dalam pembuatan kartu katalog petugas dapat membuat kartu katalog tidak hanya katalog pengarang namun disertai pula dengan katalog judul dan subyek. sehingga pengguna yang ingin menelusur dapat menggunakan dari berbagai alternatif diatas. Selain itu dalam pembuatan kartu katalog pengarang hendaknya disertai pula kepengarangan dua, tiga atau selebihnya. Selanjutnya didalam pembuatan kartu katalog dengan tulisan tangan tidak ada keseragaman karena bukan hanya satu orang yang menulis kartu tesebut dan tidak semua pengguna dapat membaca dengan jelas hasil tulisan kita. Sebaiknya penulisan kartu katalog tersebut dibuat menggunakan komputer dengan ukuran tulisan yang sesuai. Dengan itu keseragaman tulisan dan pengguna dapat membaca tulisan pada kartu itu dengan jelas.
Adapun tahapan penulisan keterangan pada kartu katalog ini antara lain:
  1. Mencatat nomor klasifikasi ( call number ) pada sudut kiri atas kartu,  dengan mulai mengetik nomor klasifikasi pada jarak kira-kira ½ cm dari tepi kiri dan ½ cm dari tepi atas. Kemudian di bawahnya diikuti tulisan 3 huruf nama kedua dari pengarang pertama, dan di bawahnya lagi 1 huruf pertama dari judul.
  2. Nama Pengarang, diktik mulai dari indensi pertama sejajar dengan 3 huruf kependekan dari nama pengarang pada nomor klasifikasi ( call number ) yang berjarak kira-kira 2,5 cm dari tepi kiri kartu. Penulisan nama pengarang. Penulisan nama pengarang diutamakan dahulu nama keluarga, barulah kemudian nama kecilnya (nama depan ). Jika pengarangnya lebih dari satu, editor atau penterjemah, dll maka, di belakang nama pengarang dalam tanda kurung. ( ed.) untuk editor atau (dkk) untuk pengarang yang lebih dari satu,    ( penterj. ) untuk pengarang penterjemah.
  3. Judul, di tulis mulai dari indensi kedua baris berikutnya, dibawah huruf ke-4 tulisan nama pengarang. Kalau ada judul tambahan ditulis setelah judul utama diberi tanda titik-koma (; ). Apabila tulisan judul tidak cukup dalam satu baris, lanjutnya ditulis pada baris berikutnya mulai pada indensi pertama, dst. Kemudian nama lengkap tidak dibalik ditulis pula di belakang judul dengan tanda pemisah ( / ) dan kemudian diteruskan mengenai edisi ( jika ada ) dan diberi tanda titik.
  4. Impresium, ditulis setelah tulisan judul, nama pengarang, edisi dengan jarak 2 huruf dari tanda titik. Tulisan dimulai dengan nama kota penerbit diberitanda koma (,) kemudian diteruskan dengan tulisan nama penerbit juga diberi tanda koma (,) dan akhirannya tulisan tahun terbit lalu diberi tanda titik (.).
  5. Kolasi, ditulis pada indensi kedua baris berikutnya ( di bawah huruf ke-4) jika tidak cukup ditulis pada satu baris, lanjutannya ditulis pada baris berikutnya mulai pada indensi pertama.
  6. Tracing (jejakan), ditulis setelah kolasi mulai pada indensi pertama dengan jarak melewati satu baris.

Contoh : kartu katalog pengarang 1 ( entri utama)


     388.1
    GUM             Gumbira, E.
       a                           Agribisnis Syariah / E. Gumbira dan
                           Yayuk Pratiwi. Jakarta: Penebar  Swadaya
                           2005.
                                 Xii, 164 hlm.


                          1. Industri Pertanian
                          I. Judul                            II. Gumbira, E
                          II. Pratiwi, Yayuk        
 
 





 



Katalog pengarang 2

                                  
                                  Pratiwi, Yayuk
388.1                                      
    GUM              Gumbira, E.
       a                             Agribisnis Syariah / E. Gumbira dan
                           Yayuk Pratiwi. Jakarta: Penebar  Swadaya
                           2005.
                                 Xii, 164 hlm.


                          1. Industri Pertanian
                          I. Judul                            II.  Gumbira, E
                          II. Pratiwi, Yayuk

                                   

 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar