# DETIK-DETIK MENJELANG AKHIR LAJANG #
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Hari hari kian merayap pada satu
titik, jam berganti, menit menit saling berkejaran hingga terhitung
detik demi detik. Adalah salah satu karakteristik waktu yang sedemikian
cepatnya beranjak, menyisakan kenangan dan menorehkan beragam takdir
kehidupan.
Saya tidak sedang menghitung hari, tetapi saya
sedang meresapi waktu yang b
...
ergeser menjelang akhir masa lajang saya.
Saya resapi dalam-dalam untuk memaknai dengan lekat setiap detik yang
berpindah ke detik selanjutnya. Saya tak kuasa menahan lajunya waktu,
untuk sebentar saja memberikan saya kesempatan menikmati sedikit lagi
masa lajang saya.
Bukan bukannya saya tidak bahagia dengan kado
sebuah pernikahan yang Allah anugerahkan pada saya. Ini adalah kado
terindah dalam hidup saya. Saya hanya sedang membuat ‘pesta kecil dalam
benak saya untuk pergantian status ini.
Hmmm Status lajang menjadi
seorang istri (ciee..). Menghadirkan kembali penggalan kisah kehidupan
saya sebelum melangkah ke sebuah gerbang bernama rumah tangga, mengambil
sebanyak banyaknya hikmah dari semua kejadian yang berhasil saya
lewati. Tidak pernah menyangka akhirnya saya bisa melewati masa masa
yang sulit, ujian terhadap kesabaran dan keistiqomahan saya. Sungguh
janji Allah itu sudah pasti kebenarannya. Betapapun perihnya saat
berbagai ujian itu datang silih berganti, semuanya telah terlewati,
dengan izin Allah.
Sekian tahun menjadi lajang, cukupkah
mendewasakan saya? Ternyata tidak, proses pendewasaan itu akan terus
berlanjut, apapun status kita., karena kehidupan hakakekatnya adalah
proses pembelajaran, supaya kita bisa survive menghadapi apapun. Hanya
saja, pengalaman hidup ketika lajang, saya harap bisa dijadikan sebagai
bagian dari proses itu.
Saya sadar, kehidupan saat lajang
pasti akan sangat berbeda dengan kehidupan ketika berumah tangga.
Kewajiban dan tanggung jawab akan bertambah, ujian pun akan sangat
berbeda. Dan perahu yang saya kayuh pun kini punya seorang nahkoda,
seorang partner dakwah yang mendampingi hari-hari saya selanjutnya.
Bersama menghadapi badai dan gelombang yang sewaktu waktu akan
menghampiri pelayaran ini. Berjuang bersama meraih jannah. Ketika saya
sudah melewati ujian-ujian ketika lajang, bukan berarti saya bisa
berteriak bebaaaaas, justru dalam sebuah pernikahanlah medan ujian
sesungguhnya bagi kedewasaan saya dalam menghadapi berbagai masalah.
Menikah bukanlah prestasi, bukan juga saatnya untuk berbangga diri
atau sekedar terjebak dalam romantisme sepasang manusia yang terbungkus
indahnya mitsaqon gholizho. Saya sadar saya sedang menggerakan kaki
saya untuk melangkah di sebuah “dunia lain Dunia penuh warna yang
sebagian warna-warnanya tidak saya jumpai ketika saya masih lajang.
Kini saya sedang berada di depan gerbangnya, saya kuatkan pijakan
kaki saya dan menopang kokoh dagu saya untuk tidak menoleh ke belakang.
Saya hanya ingin menatap lurus ke depan, biarlah jejak-jejak langkah
yang pernah saya toreh di masa lajang tetap berada di belakang saya.
Saya hanya ingin mengambil beberapa serpihan hikmah untuk saya jadikan
bekal dalam memasuki dunia baru ini.
Detik-detik ini akan
segera berlalu, dan detik detik selanjutnya akan saya temui. Lajang atau
menikah bukan ukuran terhadap kualitas diri. Saya tetap harus terus,
terus dan terus memperbaiki diri, karena Allah tidak pernah melihat
seseorang dari status, DIA hanya melihat ketakwaan kita padaNYA. DIAlah
yang akan menyaksikan apakah pernikahan ini akan membuat saya semakin
dekat denganNya atau justru menjauh dariNya.
Di detik-detik
terakhir menjelang akhir lajang ini, saya merasakan sepenuh cinta yang
Allah berikan kepada saya dan kehidupan saya. Meski sadar ibadah seumur
hidup pun tak kan mampu membalasnya, tapi saya ingin memberikan cinta
terbaik yang saya miliki untuk NYA dan untuk orang-orang yang
mencintaiNYA dengan sepenuh hati. Selamat tinggal dunia lajang, insya
Allah saya siap menyambutmu wahai dunia baru.
Mampang,
11.01.06-23.15
Hanifa Syahida
Mengenang kembali saat
saat itu dan sebuah persembahan bagi yang dalam waktu dekat akan
menikah...
Barokallahulaka wa baroka alaika wa jama'a bainakuma
fii khoir ^_^
Oleh:Rina Setyawati