Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/01/membuat-background-animasi-di-blog.html#ixzz28wwUpIzr Assalamualaikum wr.wb: 12/06/12

Kamis, 06 Desember 2012

♥♡ PUISI UNTUK CALON BIDADARIKU ♥♡



Sabarlah Calon Bidadari Duniaku….
Di saat menunggu penantian ini…

Sabarlah Calon Bidadari Duniaku….
Karena Syariat masih membatasi ikatan Kita

Tetapi Ingatlah …..

...
Di saat Ijab qabul itu telah di Ikrarkan
Engkau Menjadi Halal bagiku …

Di saat Ijab qabul itu telah di Ikrarkan
Engkau akan lebih mengenal diriku,tanpa batas yang menghalangi….

Di saat Ijab qabul itu telah di Ikrarkan
Engkau yang akan selalu di sampingku menemani jalan Dakwah ini…

Di saat Ijab qabul itu telah di Ikrarkan
Engkau akan menjadi pembimbing generasi penerus perjuangan kita …

Oleh karena itu …

Sabarlah Calon Bidadari Duniaku….
Di saat menunggu penantian ini…

Berdo’alah…..

Semoga Cinta Kita di Ridhoi-Nya…
dan melahirkan generasi yang Men-Cintai Allah dan Rasulullah.

Semoga Cinta Kita Kekal selamanya…
dan melahirkan generasi yang melanjutkan perjuangan Kita

♥♡ ♥♡ ♥♡ ♥♡ ♥♡ ♥♡ ♥♡
 
>>.istriku Bidadariku

KETIKA AKHWAT JATUH HATI #



Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia…
Bukankah cinta adalah fitrah manusia???
Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???
Mereka juga punya hati dan rasa…

Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya???
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada…

...
Namun sebaliknya…
Ketika Akhwat Jatuh Cinta…
Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap…

Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi…

Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sebuah rasa yang tak semestinya…

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu…
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai…

Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah…
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…
Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…
Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah,
kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya…
Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan…

Alangkah kasihannya jika akhwat jatuh cinta…
Karena yang ada adalah penderitaan…

Tapi ukhti…
Bersabarlah…

Jadikan ini ujian dari Rabbmu…

Matikan rasa itu secepatnya…
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…
Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…
Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap…
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…
pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…

Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…
Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…

Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…

Ukhti…
Bersabarlah…
Biarkan Allah yang mengaturnya…
Maka yakinlah…
Semuanya akan baik-baik saja…
 
 
>> Istriku Bidadriku

# DETIK-DETIK MENJELANG AKHIR LAJANG #

# DETIK-DETIK MENJELANG AKHIR LAJANG #
Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Hari hari kian merayap pada satu titik, jam berganti, menit menit saling berkejaran hingga terhitung detik demi detik. Adalah salah satu karakteristik waktu yang sedemikian cepatnya beranjak, menyisakan kenangan dan menorehkan beragam takdir kehidupan.

Saya tidak sedang menghitung hari, tetapi saya sedang meresapi waktu yang b...
ergeser menjelang akhir masa lajang saya. Saya resapi dalam-dalam untuk memaknai dengan lekat setiap detik yang berpindah ke detik selanjutnya. Saya tak kuasa menahan lajunya waktu, untuk sebentar saja memberikan saya kesempatan menikmati sedikit lagi masa lajang saya.

Bukan bukannya saya tidak bahagia dengan kado sebuah pernikahan yang Allah anugerahkan pada saya. Ini adalah kado terindah dalam hidup saya. Saya hanya sedang membuat ‘pesta kecil dalam benak saya untuk pergantian status ini.
Hmmm Status lajang menjadi seorang istri (ciee..). Menghadirkan kembali penggalan kisah kehidupan saya sebelum melangkah ke sebuah gerbang bernama rumah tangga, mengambil sebanyak banyaknya hikmah dari semua kejadian yang berhasil saya lewati. Tidak pernah menyangka akhirnya saya bisa melewati masa masa yang sulit, ujian terhadap kesabaran dan keistiqomahan saya. Sungguh janji Allah itu sudah pasti kebenarannya. Betapapun perihnya saat berbagai ujian itu datang silih berganti, semuanya telah terlewati, dengan izin Allah.

Sekian tahun menjadi lajang, cukupkah mendewasakan saya? Ternyata tidak, proses pendewasaan itu akan terus berlanjut, apapun status kita., karena kehidupan hakakekatnya adalah proses pembelajaran, supaya kita bisa survive menghadapi apapun. Hanya saja, pengalaman hidup ketika lajang, saya harap bisa dijadikan sebagai bagian dari proses itu.

Saya sadar, kehidupan saat lajang pasti akan sangat berbeda dengan kehidupan ketika berumah tangga. Kewajiban dan tanggung jawab akan bertambah, ujian pun akan sangat berbeda. Dan perahu yang saya kayuh pun kini punya seorang nahkoda, seorang partner dakwah yang mendampingi hari-hari saya selanjutnya.

Bersama menghadapi badai dan gelombang yang sewaktu waktu akan menghampiri pelayaran ini. Berjuang bersama meraih jannah. Ketika saya sudah melewati ujian-ujian ketika lajang, bukan berarti saya bisa berteriak bebaaaaas, justru dalam sebuah pernikahanlah medan ujian sesungguhnya bagi kedewasaan saya dalam menghadapi berbagai masalah.

Menikah bukanlah prestasi, bukan juga saatnya untuk berbangga diri atau sekedar terjebak dalam romantisme sepasang manusia yang terbungkus indahnya mitsaqon gholizho. Saya sadar saya sedang menggerakan kaki saya untuk melangkah di sebuah “dunia lain Dunia penuh warna yang sebagian warna-warnanya tidak saya jumpai ketika saya masih lajang.

Kini saya sedang berada di depan gerbangnya, saya kuatkan pijakan kaki saya dan menopang kokoh dagu saya untuk tidak menoleh ke belakang. Saya hanya ingin menatap lurus ke depan, biarlah jejak-jejak langkah yang pernah saya toreh di masa lajang tetap berada di belakang saya. Saya hanya ingin mengambil beberapa serpihan hikmah untuk saya jadikan bekal dalam memasuki dunia baru ini.

Detik-detik ini akan segera berlalu, dan detik detik selanjutnya akan saya temui. Lajang atau menikah bukan ukuran terhadap kualitas diri. Saya tetap harus terus, terus dan terus memperbaiki diri, karena Allah tidak pernah melihat seseorang dari status, DIA hanya melihat ketakwaan kita padaNYA. DIAlah yang akan menyaksikan apakah pernikahan ini akan membuat saya semakin dekat denganNya atau justru menjauh dariNya.

Di detik-detik terakhir menjelang akhir lajang ini, saya merasakan sepenuh cinta yang Allah berikan kepada saya dan kehidupan saya. Meski sadar ibadah seumur hidup pun tak kan mampu membalasnya, tapi saya ingin memberikan cinta terbaik yang saya miliki untuk NYA dan untuk orang-orang yang mencintaiNYA dengan sepenuh hati. Selamat tinggal dunia lajang, insya Allah saya siap menyambutmu wahai dunia baru.

Mampang, 11.01.06-23.15

Hanifa Syahida

Mengenang kembali saat saat itu dan sebuah persembahan bagi yang dalam waktu dekat akan menikah...

Barokallahulaka wa baroka alaika wa jama'a bainakuma fii khoir ^_^

Oleh:Rina Setyawati