Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/01/membuat-background-animasi-di-blog.html#ixzz28wwUpIzr Assalamualaikum wr.wb: 10/08/12

Senin, 08 Oktober 2012

PORTING PENTING SAAT SETTING

PORTING PENTING SAAT SETTING, Mengulas dari kutipan ( http://www.artikelotomotif.com/porting-penting-saat-setting.html ) Upaya mendongkrak performa mesin, bukan sekadar ganti komponen racing. Tak kalah penting, melakukan porting kepala silinder. Maksudnya, agar pasokan bahan bakar-udara masuk lebih banyak dan lancar. Namun tak banyak yang sadar, jika langkah ini bisa meningkatkan tenaga mesin secara drastis. EFEK VENTURI Proses porting tak sembarangan. Perlu ketelitian ekstra agar hasilnya sempurna. Jika salah, power mesin malah loyo . Wajar saja kalau mekanik mengenakan ongkos sekitar Rp 700.000 buat mengerjakannya. Tetapi, apa sih yang namanya porting itu? “Porting adalah langkah untuk mencari efisiensi volumetrik yang ideal buat gas bakar,” terang Taqwa Suryo Swasono, mekanik GARDEN SPEED Cilandak, Jakarta Selatan. Prinsipnya mengupayakan campuran gas bakar lebih banyak masuk (cfm) dengan kecepatan tinggi (air speed). Hasilnya torsi putaran bawah naik. Paling penting, power band meningkat tanpa membuat boros konsumsi bahan bakar. Buat tujuan itu, lubang intake kepala silinder dan manifold dirancang ulang sudut geometrinya. Tujuannya, udara bercampur bensin bisa tersedot masuk dengan lancar, mirip isapan angin tornado yang memutar (venturi). Proses terbagi dalam tiga tahap. Tergantung bentuk lubang standar manifold dan intake kepala silinder. Jika desain pabrik sudah bisa menimbulkan efek venturi, cukup blue printing. Yaitu, meratakan lubang pertemuan antara bibir intake manifold dengan cylinder head (gbr.1). Soalnya, pabrikan belum tentu membuat bagian tersebut pas, sehingga perlu disempurnakan. Setelah itu, diteruskan polish. Caranya dengan menghaluskan permukaan yang berkontur kasar (kulit jeruk) di dalam lubang. Biasanya kerjaan ini dilakukan secara manual, mengandalkan putaran bor gerinda (gbr.2). Di negara-negara maju, prosesnya berbeda. Blue printing dilakukan mesin CNC. Sedang polish pakai mesin khusus, dengan tujuan, “Menghaluskan ‘kulit jeruk’ di bagian yang sulit dijangkau. Caranya dengan menyemburkan pasta grill bertekanan tinggi lewat ujung-ujung lubang,” papar Taqwa. Buat intake standar yang belum terbentuk efek venturi, lubang masuk di cylinder head harus dirombak. Bagian yang perlu dipapas, di antaranya bibir luar lubang masuk (berbentuk segi tiga) dan chamber bagian bawah. Ukuran tergantung keperluan, maksimal tak lebih dari 5 mm (gbr.3). Lalu lubang intake manifold mengikuti pembesarannya dan ‘kulit jeruk’ kembali dihaluskan. Saat porting, waspadai daerah bibir luar lubang masuk, chamber atas dan chamber bawah (gbr.4). Pasalnya, kedua titik area tersebut paling dekat lubang sirkulasi air. “Sehingga risiko terjadi kebocoran dan berakibat fatal sudah diantisipasi,” ulas Taqwa lagi



 Ide Pokok : Porting adalah langkah untuk mencari efisiensi volumetrik yang ideal buat gas bakar dengan Prinsipnya mengupayakan campuran gas bakar lebih banyak masuk (cfm) dengan kecepatan tinggi (air speed).
Kesimpulan dan Saran
1. Upaya mendongkrak performa mesin, bukan sekadar ganti komponen racing. Tak kalah penting, melakukan porting kepala silinder. Maksudnya, agar pasokan bahan bakar-udara masuk lebih banyak dan lancar.
 2. Porting adalah langkah untuk mencari efisiensi volumetrik yang ideal buat gas bakar dengan Prinsipnya mengupayakan campuran gas bakar lebih banyak masuk (cfm) dengan kecepatan tinggi (air speed).
 3. Proses porting tak sembarangan. Perlu ketelitian ekstra agar hasilnya sempurna. Jika salah, power mesin malah loyo.

Perpustakaan Sebagai Sarana Penelusur Informasi

Di era globalisasi, dimana kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) yang semakin canggih, peradaban manusia yang semakin moderen ditandai pula akan tingkat nilai keberadaan informasi yang sangat tinggi. Tak bisa dipungkiri bahwa dengan berbekal informasi yang lebih akan mengantarkan kita pada jenjang kesuksesan. Sebaliknya jika melakukan sesuatu tanpa dibarengi oleh informasi maka kita akan mati kutu. Begitu hebatkan sebuah informasi tersebut?? Jika kita melihat apa sebenarnya informasi dan ada apa dibalik informasi???. Sebaiknya kita pahami terlebih dahulu maksud dari kata informasi. Iformasi arti sempit adalah penerangan, keterangan, kabar, berita dan pesan. Sementara pengertian secara luas dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan, misalnya informatika dan sistem informasi. Dalam kajian ilmu perpustakaan data yang telah diolah akan menjadi informasi, dan informasi diolah akan menjadi ilmu pengetahuan. Ncholas (1996) menyatakan bahwa informasi mempunyai 5 fungsi yaitu, a. fungsi fact finding yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang untuk menjawab pertanyaan tertentu. b.fungsi current awareness yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang agar dapat mengikuti perkembangan mutakhir.c. fungsi riset yaitu seseorang membutuhkan informasi dalam bidang tertentu secara lengkap dan mendalam. d. fungsi briefing yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang mengenai topik tertentu secara ringkas dan sepintas. e. fungsi stimulus yaitu informasi yang dibutuhkan seseorang untuk merangsang ide-ide baru. Dilihat dari sifat rasa keingin tahuan manusia yang cukup tinggi maka kebutuhan informasi (information needs) juga lebih meningkat. Jelaslah terdapat asumsi dasar bahwa seseorang berprilaku karena terdorong oleh kebutuhan, asumsi ini menjadi pondasi dari apa yang kita kenal dengan user-oriented paradigma sebab fokusnya memang pada apa yang dipikirkan, dilakukan dan dirasakan oleh seseorang ketika ia mencari, menemukan dan menggunakan informasi tersebut. Hal inilah yang mendorong seseorang rela mengorbankan segala yang dimilikinya demi mendapatkan informasi yang diinginkan. Saat ini keberadaan akan informasi telah mudah untuk ditemukan bagi kalangan pengguna informasi, karena dengan beranekaragamnya jenis informasi telah tersedia dalam satu tempat. Perpustakaan adalah salah satu tempat yang memiliki peran sebagai tempat sarana penelusur informasi dengan penyediaan berbagai jenis dan bentuk informasi yang siap untuk dimanfaatkan oleh pengguna atau pencari informasi. Jika kita melihat arti dari perpustakan sesungguhnya adalah tempat penyediaan berbagai informasi yang kemudian diperuntukkan kapada pengguna(user) dalam menelusur informasi yang diinginkan sementara itu dengan sudut padang yang berbeda arti dari perpustakaan menurut Sutarno perpustakaan adalah suatu ruangan bagian dari gedung / bangunan atau gedung tersendiri yang berisikan buku-buku koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. Mengingat dengan ketersediaan berbagai macam jenis informasi pada perpustakaan maka dapatlah dikatakan bahwa perpustakaan adalah sebagai sarana penelusur berbagai macam informasi. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan selain itu perpustakaan juga merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Namun dalam ketersediaan berbagai informasi tersebut tidak terlepas dari peran penting pustakawan dalam mengiplementasikannya. Perlu diketahui bahwa Dalam suatu penyelenggaraan perpustakaan mencangkup dua hal substansif, yaitu pertama; yang bersifat teknis dan praktis menghimpun, mengolah dan memelihara dan melestarikan semua informasi untuk disajikan dan diberdayakan dengan memberikan layanan kepada pengguna (user) dengan sebaik-baiknya. Adanya pelayanan perpustakaan yang berorientasi pada pelayanan prima, dimana pelayanan tersebut harus berorientasi pada kepentingan pengguna jasa perpustakaan baik yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern. Disamping itu perlu memperhatikan kualitas layanan yang terdiri dari : reliabilytas, responsiveness, assurance, empaty dan tangibles. Disinilah sangat bergantung pada peran kemampuan seorang pustakawan untuk tetap jeli khususnya dalam pengolahan informasi berupa koleksi bahan – bahan pustaka secara baik dan sistematis yang kemudian akan di sajikan dan siap untuk dimanfaatkan bagi pengguna (user). Menurut Mastini Hardjoprakoso kegiatan didalam sistem pengolahan bahan pustaka ( buku ) memiliki tahap-tahap antara lain pemeriksaan, inventarisasi, klasifikasi, nomor panggil, katalogisasi, perlengkapan, penyusunan. Hal ini secara umum bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menelusur informasi secara mudah, cepat dan tepat , dan secara khusus akan memberikan kemudahan tersendiri bagi pustakawan dalam mengolah bahan pustaka dengan berbagai macam bentuk serta isi informasinya, mempermudah dalam membuat laporan tahunan dan sebagainya . Kedua yang non teknis yakni dengan menentukan aturan kebijakan administratsi dan manajerial agar pelaksanaan semua aktivitas tersebut berjalan sebagaimana yang diharapkan. Manajemen adalah keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan. yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang lain dalam organisasi sedangkan. manusia merupakan unsur terpenting dalam proses administrasi karena bertindak sebagai tenaga penggerak. Jika kita hubungkan dalam bidang perpustakaan maka lebih condong pada kemampuan jiwa kepemimpinan dalam mengimplementasinya pada sebuah perpustakaan yang didudukinya. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan action control dan people control. Action control merupakan strategi pengendalian yang menekankan aspek aktivitas agar karyawan hanya melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.,action control ini sebaiknya dilakukan bersifat preventif baik bagi pengelolah maupun pengguna agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan people control ( pengendalian orang) adalah suatu strategi pengendalian yang menfokuskan pada tipe –tipe orang yang terpilih yang dapat dipercaya untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. maksudnya dalam sebuah organisasi khususnya pada sebuah perpustakaan telah terdapat pembagian kerja dengan tanggung jawab masing-masing, hendaknya orang yang ditunjuk untuk memegang tiap bidang tersebut sebaiknya adalah orang-orang yang sudah betul betul paham dan mengerti terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bidang tersebut contohnya bendahara dipegang oleh orang yang betul-betul tahu seluk beluk pengolahan keuangan, seketaris dijabat minimal orang-orang yang sudah paham dengan pengoprasian komputer dan tahu tentang surat-menyurat. Begitu juga dengan pengolahan ataupun pengadaan koleksi bahan pustaka dituntut untuk lebih paham, teliti dalam menyeleksi bahan koleksi yang berisikan banyak informasi dan lebih mengerti tata cara pengolahan yang baik dan sistematis pada bahan pustaka. Suatu organisasi khususnya dalam sebuah perpustakaan akan efektif dan efisien apabila sanggup melaksanakan people control sebagai suatu budaya yang dipahami dan dilaksanakan oleh semua pengelola/pengurus. Jika kedua unsur tersebut telah terlaksana maka pengimplementasian sebuah perpustakaan tersebut akan lebih mudah baik bagi pustakawan sebagai pengelolah bahan koleksi pustaka secara baik dan sistematis, dan akan memudahkan bagi pengguna dalam menelusur informasi secara efesien, cepat dan tepat selain itu akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pengguna karena perpustakaan dapat menjawab atas kebutuhannya. Dengan itu terujudlah perpustakaan sebagai tempat penelusur informasi yang baik bagi pemburu informasi.

MENCIPTAKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI JANTUNG PERGURUAN TINGGI “ MEL PERPUSTAKAAN.

Pada umumnya banyak para ahli mengartikan istilah perpustakaan dengan sudut pandang yang berbeda-beda seperti halnya terdapat pernyataan yang memberikan pengertian dari segi gedung dan terdapat pula menekankan dalam pengertian dari segi koleksi bahan pustaka yang dimilikinya Menurut Soejono Trimo (1992:3) perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu lembaga dimana dikumpulkan, diolah / dikembangkan, diciptakan dan disebarkan gagasan – gagasan manusia dalam bentuk buku-buku atau bahan lainnya (seperti slides, film strip, film, models, pita suara dsb) yang diperuntukkan tidak hanya bagi individu-individu dalam lingkungan universitas / institut yang bersangkutan saja, akan tetapi juga bagi orang-orang diluar bidang lembaga penaung itu diberikan kesempatan untuk mempergunakan. Menurut Noerhayati ( 1987 : 1) perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam pelaksanaan Tri Dharmanya. Perpustakaan perguruan tinggi adalah jatung dari perguruan tinggitersebut “Library is the heart of educational. Idealnya perpustakaan perguruan tinggi adalah salah satu pengendali kegiatan belajar mengajar dalam sebuah perguruan tinggi. Segala informasi terpusat pada perpustakaan tersebut yang dapat menggerakkan dan mengaliri segala proses kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa aspek menjadikan perpustakaan benar-benar menjadi jantung dalam sebuah perguruan tinggi diantaranya . A.BAHAN PUSTAKA Menurut Ibrahim Bafadal (2008 : 27) bahan-bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya. 1. Jenis bahan pustaka ditinjau dari bentuknya yaitu: a. Bahan pustaka berupa buku Seperti buku tentang psikolog, buku bahasa indonesia, buku-buku tentang ilmu pengetahuan sosial, buku-buku tentang agama, buku-buku tentang ilmu pengetahuan alam. b. Bahan pustaka bukan buku Bahan pustaka bukan buku seperti surat kabar, majalah, peta, globe, piringan hitam, dll. Bahan pustaka jenis ini dapat dibagi lagi menjadi dua jenis antara lain:  Bahan tertulis antara lain: surat kabar, majalah, brosur, laporan klipping  Bahan-bahan berupa alat-alat pengajaran antara lain: tipe, film proyektor, recorder, radio, dll. 2. Ditinjau dari isinya, bahan pustaka dapat dibagi kedalam 2 kelompok yaitu: 1) Bahan pustaka yang isinya fiksi, seperti: buku cerita anak-anak, cerpen, novel dll. 2) Bahan pustaka yang isinya non fiksi seperti: buku referensi, kamus, ensiklopedi, majalah, surat kabar. Menurut Soejono Trimo ( 1986:6) bahan pustaka terdiri dari buku, penerbit yang diterbitkan secara berseri dan skripsi, brosur, katalog-katalog dari penerbit, lembaga pendidikan, contoh-contoh tes atau standard test, bahan-bahan audio visual seperti film, film strip, slides, gambar atau flat-pictures, pita suara, piringan hitam, bola dunia, peta, poster, models dll. Sekarang, bahan pustaka yang paling umum ada di perpustakaan-perpustakaan Indonesia adalah buku. Buku yang ada di perpustakaan bukanlah sekedar dengan jumlah yang banyak, yang paling utama adalah kualitas dari buku tersebut. B. INTERNET Secara harfiah, Internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communic. Hal ini tentunya sangat membantu bagi mahasiswa atau dosen dalam kegiatan belajar mengajar dikampus. Mereka dapat mengakses informasi yang tak terbatas sesui yang mereka inginkan. C. GEDUNG/RUNGAN Rungan Perpustakaan hendaknya luas untuk menyimpan bahan pustaka, maupun untuk bekerja para pustakawan itu sendiri. D. SDM Pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, informasi yang dimilikinya melalui pendidikan Perpustakaan sebagai inti dari setiap program pendidikan, pengajaran, penelitian (The Heart of The Educational Programs) sangat membutuhkan tangan-tangan yang profesional agar perpustakaan dapat difungsikan secara optimal. Perpustakaan mempunyai fungsi utama memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan kepada masyarakat. Layanan kepada masyarakat itu dapat berupa : 1. pelayanan penunjukan (reference service); 2. pelayanan pemberian informasi (information service); 3. pelayanan pemberian bantuan/bimbingan pada pembaca (reader advisory work). Fungsi-fungsi di atas mungkin tidak kita temukan (kalaupun ada, kurang memuaskan) bila perpustakaan ditangani oleh manusia-manusia dengan kemampuan yang "apa adanya". Pendidikan perpustakaan, dalam hal ini sebagai tumpuan harapan dalam perbaikan citra perpustakaan yang mahasiswanya notabene sebagai embrio pustakawan Indonesia. Pendidikan perpustakaan hanya diselenggarakan oleh beberapa institusi saja, salah satunya D-III Ilmu Perpustakaan FISIPOL di UGM ini. Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan FISIPOL UGM dalam usianya yang masih balita ini memang masih terlihat banyak kekurangan, salah satu dosen berpendapat bahwa sudah saatnya desain mata kuliah yang ada diulas dan dibahas kembali. Perkembangan teknologi informasi dunia yang laju pesatnya seharusnya kita imbangi dengan persiapan yang berarti, sehingga tidak tertinggal dengan negara lain. C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tentunya berfungsi atau tidaknya suatu perpustakaan perguruan tinggi tidak terlepas dari pimpinan yang bijak dalam mengambil keputusan dalam suatu yindakan serta bertanggungjawab terhadap tugas-tugasnya. Jika semua itu telah dilakukan dengan baik maka, peran perpustakaan sebagai jantung dalam kegiatan belajar mengajar akan terujud dengan mudah pada sebuah perguruan tinggi. Pastinya….