BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Timah merupakan logam dasar terkecil yang
diproduksi yaitu kurang dari 300.000 ton per tahun, dibandingkan dengan produksi aluminium
sebesar 20 juta ton per tahun (http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_%28perusahaan%29).
Hal ini mengingat fungsi dan manfaat dari logam timah tersebut.
Provinsi Bangka Belitung merupakan salah
satu propinsi dengan penghasilan timah, adapun pendapatan daerah sebagian besar
masi mendominasi yaitu pertambangan timah selebihnya diikuti dengan bidang
pertanian. Mengingat pertambangan timah
hingga saat ini masi merajai income baik masyarakat, perusahaan maupun
pendapatan kas negara tentunya aktivitas ini masi terus berjalan. Sementara
pasokan lahan atau daratan kep. Bangka Belitung terbilang sempit dibandingkan propinsi lainnya
mengakibatkan lahan kritis. Seperti lingkungan rusak akibat bekas tambang,
bahkan hingga sekarang masih ada yang belum direklamasi, sementara penduduk
masyarakat Bangjka Belitung semakin bertambah dan membutuhkan mata pencarian.
Bila pengoprasian penambangan timah masi dilakukan hingga tak tentu batas
waktu, maka besar kemungkinan daratan Kep. Bangkabelitung akan hancur dan
tenggelam.
Sampai saat ini penambangan masi menjadi
topik kalangan pejabat, solusi hanya menjadi sebuah wacana yang hingga saat ini
masi belum tampak. hal ini terlihat masi beroprasinya kegiatan penambangan baik
didaratan maupun di perairan, dan lahan pertanian, perkebunan bahkan juga
perikanan beralih fungsi jadi areal penambangan. Jika dilihat Dari aspek
ekonomi, TI Masi pemberi kesejahteraan dilihat dari hasil yang didapat cukup
besar namun dari aspek lainnya seperti ekologis, TI menjadi penyumbang terbesar
kerusakan lahan yang mencapai 150.000 hektar.
Jika melihat bidang pertanian, sebenarnya
dua bidang ini sangat bertolak belakang, satu sisi menghancurkan lahan, satu
sisi lagi membudayakan lahan sebagai pertanian. Melihat prosfek kedepan
sebenarnya bidang pertanian seperti perkebunan kelapa sawit yang merupakan
salah satu solusi mengentikan penambangan, yaitu mengalihkan income dari
penambangan menjadi bidang pertanian dengan memberdayakan lahan baik yang belum
di sentuh oleh tambang maupun lahan pasca tambang.
Dari
uraian di atas maka penulis tertarik
untuk mebuat makalah dengan judul “Perkebunan Sawit Menggantikan Posisi
Pertambangan Timah Di Propinsi Kep. Bangka Belitung”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu” Mampukah
Perkebunan Sawit Menggantikan Posisi Pertambangan Timah Di Propinsi Kep. Bangka
Belitung””
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui Mampukah Perkebunan Sawit
Menggantikan Posisi Pertambangan Timah Di Propinsi Kep. Bangka Belitung dan
tindakan seperti apa yang harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Bidang Pertambangan
Timah
Definisi
timah. Timah adalah unsur kimia dengan nomor atom 50 dan nomor massa 118,69.
Merupakan unsur logam, dengan warna putih keabuan.( http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2112643-pengertian-timah/)
Timah
merupakan Logam yang tak keras, warnanya putih seperti perak, hitam dan putih
kebiru-biruan (kamus besar bahasa indonesia)
Penambangan (eksploitation) Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian (http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2010/06/penambangan.html)
Penambangan (eksploitation) Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian (http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2010/06/penambangan.html)
Dari uraian defini di atas maka pebulis
dapat menyimpulkan bahwa Penambangan Timah adalah penggalian, pemberian, pemuatan
dan pengangkutan berupa logam yang tak
keras berwarna putih keabu-abuan, hitam atau putih seprti perak.
2.2. Bidang Pertanian Kelapa
Sawit
Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau
bercocok tanam (http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian)
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq)
adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang menghasilkan minyak
nabati yang dapat dimakan (edible oil). Selain dari kelapa sawit, minyak nabati
juga dapat diperoleh dari tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari,
kacang tanah, dan lainnya. Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak
dan lemak, kelapa sawit adalah tanaman yang produktifitas menghasilkan minyak
tertinggi, dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan sepertiga (700-1000 kg
daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000 kg TBS/ha) (http://sawiiit.blogspot.com/)
Dari Uraian di atas maka penulis simpulkan
bahwa Pertanian Kelapa Sawit adalah kegiatan pemanfaatan kelapa wawit sebagai
budidaya tanaman dan menghasilkan bahan pangan seperti
menghasilkan minyak nabati.
2.3. Peralihan Posisi Mata
Pencarian Bidang Pertambangan menuju Bidang Pertanian
Mata Pencarian pekerjaan atau pencaharian utama (yg dikerjakan untuk
biaya sehari-hari) (http://www.kamusbesar.com/54680/mata-pencaharian)
Peralihan adalah n 1) pergantian;
perlintasan (dari keadaan yang satu kepada keadaan yang
lain)
(http://selaputs.blogspot.com/2011/01/arti-pengertian-definisi-peralihan.html)
Dari landasan teori diatas dapat penulis
simpulkan bahwa Peralihan Posisi Mata Pencarian Bidang Pertambangan menuju
Bidang Pertanian adalah pergantian atau perlintasan atau perubahan posisi sumber
mata pencarian dari Bidang pertambangan menjadi bidang pertanian.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Bidang Pertambangan Timah
Timah merupakan sumber daya alam
utama pulau Bangka Belitung sejak lama. Besarnya kandungan biji timah di daerah
ini merupakan yang terbesar dari beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan
untuk di dunia, produksi timah asal Indonesia sangat mempengaruhi harga pasar
dunia.
Didalam sejarah penambangan timah, telah
banyak mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Proses penambangan timah
pun kian efektif dan efesien berkat kemajuan teknologi pertambangan. Sejak dulu
telah tercatat berbagai teknik penambangan timah yang terjadi di Bangka
Belitung, Hal inilah mendukung peningkatan income daerah penghasil timah.
Seperti halnya Propinsi Kepulauan Bangka Belitung . Namun dengan adanya kegiatan penambangan
timah baik perusahaan maupun rajkyat secara tradisional (TI) terhitung sejak 2001 menyebabkan
terjadinya degradasi lahan yang diperuntukkan sebagai lahan pertanian
Kita ketahui bahwa Aktivitas Tambang
Inkonvensional banyak terjadi sejak tahun 2000-an. Awalnya dipengaruhi karena
jatuhnya harga timah di pasar dunia. Potensi galian tambang timah dianggap
tidak ekonomis apabila hanya dikerjakan oleh PT. Timah.Tbk sendiri, karena itu
kemudian diserahkan kepada kontraktor lokal (tambang karya/TK).
Pada mulanya pengelola Tambang Inkonvensional
melakukan kegiatan di dalam areal kuasa penambangan PT. Timah.Tbk dan apabila
sudah habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang ditentukan oleh PT.
Timah.Tbk. Akan tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari tahun 1998 ke
atas, masyarakat mulai mencari-cari lokasi di luar areal kuasa penambangan PT.
Timah.Tbk sehingga jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan. Mereka kini
diluar kontrol karena menambang kebanyakan diluar areal kuasa penambangan PT.
Timah.Tbk.
Kembali penulis gambarkan melihat harga timah begitu menggiurkan. "Ini
semua menjadi sesuatu yang dilematis, baik bagi masyarakat sendiri maupun
Pemerintah," Bagi masyarakat, jika tidak menambang mereka tidak memiliki
mata pencaharian alternatif yang bisa dijadikan untuk pegangan dalam menyambung
hidup, sementara kegiatan bertani sudah
tidak menjanjikan lagi melihat lingkungan yang semakin memburuk. “Namun
melakukan kegiatan menambang juga mempunyai resiko, seperti kehilangan nyawa
atau tertangkap petugas yang sedang melakukan razia terhadap cukong atau pelaku
tambang timah ilegal.”
Bagi
Pemerintah Daerah dan Pusat, sesuatu yang menjadi dilematis adalah mengenai
kebijakan yang akan diambil. Apabila Pemerintah mengeluarkan pelarangan untuk
melakukan kegiatan menambang, demonstrasi masa untuk menuntut diberlakukannya
izin tersebut akan meledak secara cepat. Akan tetapi, apabila kegiatan ini
diizinkan, penambangan timah semakin mambabi buta dan menyebabkan kerusakan
pada lingkungan baik di darat maupun laut.
demikian masalah penulis uraian dan cukup menjadi cerminan bahwa gagalnya Pemerintah dalam memenuhi kesejahteraan masyarakat di daerah Bangka Belitung. Hal ini juga harusnya menjadi ‘PR’ bagi Pemerintah untuk terus giat mencarikan solusi alternatif yang baik untuk menanggulangi masalah ini agar tidak berlanjut secara terus-menerus.
demikian masalah penulis uraian dan cukup menjadi cerminan bahwa gagalnya Pemerintah dalam memenuhi kesejahteraan masyarakat di daerah Bangka Belitung. Hal ini juga harusnya menjadi ‘PR’ bagi Pemerintah untuk terus giat mencarikan solusi alternatif yang baik untuk menanggulangi masalah ini agar tidak berlanjut secara terus-menerus.
3.2. Bidang Pertanian Kelapa Sawit
Ø Bidang pertanian
Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atau sumber energi, serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian dapat menjadi alternatif
jika tambang tidak bisa diandalkan dimasa mendatang. Masyarakat saat ini, harus
mulai diberi sosialisasi untuk beralih ke sektor pertanian dan masyarakat harus
mulai keluar dari rutinitas penambangan dan secara bertahap beralih ke sektor
lain. Salah satunya adalah pertanian tanaman pangan .
Ditambahkannya, lahan tambang yang semakin sempit
mengharuskan masyarakat mulai berfikir untuk mencari alternatif sumber mata
pencaharian. Pertanian seperti kelapa sawit dan tanaman produksi lainnya bisa jadi pilihan. Meski tidak menanam
dalam jumlah besar, minimal dapat mengurangi ketergantungan
pengeluaran. “Sebagai pembelajaran awal beralih ke pertanian.
Ø Kelapa Sawit
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq)
adalah salah satu jenis tanaman dari famili palma yang menghasilkan minyak
nabati yang dapat dimakan (edible oil). Selain dari kelapa sawit, minyak nabati
juga dapat diperoleh dari tanaman kelapa, kacang kedelai, bunga matahari,
kacang tanah, dan lainnya. Dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak
dan lemak, kelapa sawit adalah tanaman yang produktifitas menghasilkan minyak
tertinggi, dimana tanaman kelapa hanya menghasilkan sepertiga (700-1000 kg
daging buah kelapa/ha) dari produksi kelapa sawit (2000/3000 kg TBS/ha)
(http://sawiiit.blogspot.com/)Kelapa Sawit
Dilihat fungsi dan manfaat yang dihasilkan dari kelapa
sawit ini, tentunya tidak kalah dengan penghasilan dari timah. Selain itu
pembudidayaanya juga tidak terlalu rumit.ramah lingkungan dan dapat menjadi ekonomi
berkelanjutan. Terdapat beberapa
keuntungan dari segi bidang:
·
Budiadaya: Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan
yang kurang baik. Seperti lahan pasca tambang. Tanaman kelapa sawit mulai
berbunga pada umur 12 - 14 bulan dan panen yang secara ekonomis adalah pada
saat tanaman berumur 2,5 tahun, kemudian kegiatan panen rutin 2 kali dalam satu
bulan. Udia produktif pun di perkiraka
20 hingga 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dengan masa usia produktif dapat
menunjukkan gambaran ekonomi berkelanjutan.
·
Pengaruh Lingkungan : kita ketahui semakin besar
tingkat produksi sawit maka semakin besar pula tingkat pencemaran yang
dihasilkan. Saat ini berbagai peneliti telah menemukan berbagai solusi dari
limbah tersebut di antaranya, tandan
kosong kelapa sawit dioat di sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman, tempurung kelapa sawit dapat
digunakan sebagai arang aktif, batang dan tandan sawiot dapat digunakan sebagai
bahan dari papan serat. Batang kelapa sawity dapat digunakan sebagai bahan
pembuat papan artikel. Serta batang dan peleopah batang sawit dapat dugunakan
sebagai pakan ternak.
·
ekonomi dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat :
jika kita mengarah satu bidang yaitu perkebunan Kelapa Sawit, Aktivitas pembangunan perkebunan kelapa sawit
yang melibatkan banyak tenaga kerja dan investasi yang relatif besar,
diperkirakan secara positif merangsang pertumbuhan ekonomi di pedesaan,
menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan berusaha. Melalui
kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama
proses kegiatan perkebunan kelapa sawit akan mempunyai keterkaitan ke belakang
(backward linkages). Dari segi
penanaman investasi sektor perkebunan yang dilaksananakan, hampir semua daerah
kabupaten/kota memanfaatkan investasi. Jika dilihat dari segi dampak ekonominya
menunjukkan hasil yang menggembirakan yakni terjadinya jumlah uang beredar di
pedesaan. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya daya beli masyarakat
pedesaan, yang pada akhirnya meningkatnya mobilitas barang dan jasa. Artinya
dari segi ekonomi pengembangan
perkebunan kelapa sawit memiliki dampak positif antara lain meningkatkan
pendapatan masyarakat, penerimaan negara (devisa), lapangan kerja, n
produktivitas, nilai tambah dan daya saing. Serta memenuhi kebutuhan konsumsi
dan bahan baku industri dalam negeri.
Demikianlah gambaran keuntungan dari kelapa sawit ini sebagai
peralihan dari sumber mata pencarian dari bidang Pertambangan menjadi Bidang
Pertanian. Dengan demikian sawit dapat
menggantikan posisi timah. jika dilihat dari garis besar tentunya peralihan
posisi ini tidaklah mudah, butuh tahapan dan dukungan dari baik dari pemerintah
maupun kesadaran masyarakat itu sendiri.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dilihat dari harga timah yang begitu menggiurkan masyarakat mulai mencari-cari lokasi di luar
areal kuasa penambangan PT. Timah.Tbk sehingga jumlah TI berkembang pesat
menjadi ribuan. Dilihat dari aktivitas penambangan yang kurang terkontrol,
lahan yang mulai menyempit, hutan menipis serta lingkungan semakin kritis
akibat dampak dari penamabangan tersebut dituntut solusi yaitu peralihan mata
pencarian dari bidang pertambangan menjadi bidang pertania. Kelapa sawit
memiliki tingkat fungsi, manfaat serta nilai jual yang sangat tinggi dan
merupakan solusi cukup untuk menggantikan posisi timah menjadi kelapa sawit.
4.2 Saran
Ø Keberhasilan
peralihan ini selain keikut sertaan pemerintah juga dibutuhkan kesadaran
masyarakat itu sendiri. Dibutuhkan sosialisasi
Ø Hendaknya
pemerintah mulai memberlakukan peraturan khususnya mengenai pemberian izin yang
berbatas.
Ø Adanya
sosialisasi secara langsung dari pemeritah mengenai dampak-dampak dari kegiatan
penambangan timah kepada kalangan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia.”Timah Perusahaan” (http://id.wikipedia.org/wiki/Timah_%28perusahaan%29 ( di akses 15 Oktober 2012)
Jefri Hansen
Siahaan “Arsip Teknik Pertambangan” (http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2010/06/penambangan.html%29) (di akses 15 Oktober 2012
Kamus Beasar
‘definisi Mata Pencarian” (http://www.kamusbesar.com/54680/mata-pencaharian (di akses 15 Oktober 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar