Minggu, 28 Oktober 2012
Cerita DiHari Raya IduL Adha
-->
sapi sang pejuang,
Sore itu
daku dikejutkan dengan kehadiran hewan besar, suaranyapun juga besar apa lagi
matanya amat besar menandingi bola mata ku. Ohhoooo’’’’’mungkin inilah
calon-calon kurban.
Selang
beberapa menit, ternyata dugaan ku benar. Ada tiga ekor sapi dengan leher
terikat, posisinya persis disamping kosan membuat aroma kotorannya luar biasa
melengkapi sore itu. Tapi hal itu bukan jdi masalah besar buat ku, dengan
kehadirannya saja cukup membuat ku terhibur walau dia tak dapat berbicara namun
daku dapat menggambarkan apa yang dia rasakan. Suatu ketika diantara kami
terjadi dialog – dialog kecil tapi bermakna.
sapi : hey
pesek tak bosankah kau mengamati ku? Atau ada yang aneh kah pada diri ku?
Daku : Hey jangan ngatain ku pesek, lu juga hidung
pesek. Dengar ya sesama pesek gak boleh saling menindas. Ngomong-ngomong pi,
kau relahkah tuk dijadikan korban? Dikau enggak sedih pa?
Sapi : aku hidup tentunya karena ada yang maha
menghidupkan, dan hingga sekarang daku sebesar ini bukan karena aku kuat makan
tetapi karena aku selalu terjaga dan berdampingan denganNYA. Dan sekarang aku
tidaklah sedih, bahkan malah senang karena sebentar lagi aku akan kembali
padaNYA. Pada yang punya aku. Dialah Tuhan ku Alloh SWT. Begitu juga aku tak
perna merasa sedih jika aku dijadikan kurban, justru daku malah bahagia karena
aku adalah pilihan diantara ribuan hewan
yang terpilih menjadi kurban dijalan Alloh SWT.
Daku :dengan tertegun, sungguh mulianya hatimu pi,
sebelum kau berpisah dengan jasadmu, sebelum kau akan pergi dari dunia ini dan
sebelum kau meninggalkan aku, apa yang ingin kau sampaikan?
Sapi :tak muluk-muluk amat, aku hewan dan siap
berkorban hingga korban nyawan demi di jalan Alloh dan agamaNya, masa kalah
sama aku hee..eee..
Daku : ea juga ya pi.. kok kami kalah dengan mu? Tapi mungkinkah harus
disembelih sepertimu pi? ogaHH aHH....
Sapi : sek peseeekkk... ya gak mesti juga kaLLe.e.. kaya aku. Berkorban itu
gak mesti selalu taruannya dengan nyawa, banyak kok misalnya, berkorban
demi melawan hawa nafsu dalam diri, paham ga ?
Daku : oWhhh.... itu toh, tapi jangankan korban
nyawa, hawa nafsu ja masi susah tuk dilawan hiks..hiks.. eh pi ngomong-ngomong dikau ga capek ya ,
seharian ini kuperhatikan kok ga pake duduk?? Berdiri muluuu...
Sapi : gi mana mau duduk, tu lihat sedniri
dibawah ku kotor sekali.
Daku : ya... ya
gimana ga kotor, lu buang kotorannya disitu juga. Tunggu tak ambilin
karpet bear kau bisa duduk dan kita bisa
ngobrol lebih banyak sebelum kau
meninggalkan daku. Hee..ee
Sapi : gak perlu repot, tuk sementara ini aku butuh
kehangatan dan bebas dari gigitan nyamuk, selama satu hari satu malam ini aku hanya diberi makanan terus tak lebih dari
itu. Bisakah pesek membantu ku?
Daku : daku tertegun sembari berpikir, hewan ternyata tak selalu berpikir makan makan dan
makan, ada kalanya di membutuhkan kenyamanan
seperti manusia.
Baiklah pi
akan kubuatkan api kecil di dekat mu, semoga kau hangat dan merasa nyaman walau untuk semalam.
Sapi : terimakasih peseeekkk, walau aku tak lama,
tapi aku sempat merasakan kehangatan
yang kau buat . ohh.. ya sek, jikalau aku sudah tiada, mohon ambilah
daging ku walau sedikit dan jangan lupa berdoa sewaktu menikmatiya,
sesungguhnya aku bahagia jikalau
dagingku ini dinikmati oleh orang-orang yang selalu ingat dengan
Alloh. Satu hal lagi jangan lupa berilah
lebih dari separuh daging ku ini kepada yang berhak menerima, dengan itu aku masi bisa memberikan manfaat bagi orang bannyak walau aku telah tiada.
Daku :
ea pi, insyaAlloh, kembali daku katakan,
mulianya hatimu bahkan daku merasa iri dengan sifat dan hati yang kau miliki. Walau
kau sebatas hewan tetapi hatimu melebihi kami. Sementara kami manusia masi ada
yang berhati jauh dibawah mu.
Sapi : maka dari itu, tak ada kata terlamabat. Dari
sekarang benahlah hati mu peseekk, singgirkanlah penyakit-penyakit hati,
tumbuhkanlah sifat ikhlas, dengan itu kau akan siap berjiwa korban melebihi aku
di jalan Alloh SWT. Aminn..
Daku : amiNNNnn... ya Allah
Sapi : Kalau begitu, sekarang tutuplah jendela mu,
hari dah larut malam. Terimakasih sudah menemani ku, tentunya malam ini akan
menjadi kenangan yang takan kulupakan
haaooowww......!!!!
Daku : hee...eee daku juga demikian pi, malam ini sangat berkesan, bernmakna,
merupakan teguran yang tajam buat ku sebagai manusiaa. Thanks sapiii
GenDuuuTTT...dUUTTT.. jangan lupa bangunin daku ea dengan cara mu hee...eee
pagi itu
Haooooowww Haoowww.... beR x..x..x
Huahhh........
ku buka mata ku, astaga aku kesiangan, seketika bangkit dari tempat tidur ku
menuju jendela. Tampak kerumunan orang memenuhi lapangan persis disamping
kosan. Mata ku bulat, melihat posisi
keberadaan si sapi genDut sudah terbaring dengan posisi kaki diikat. Diujung leher
sudah melekat satu pisau mengkilat. Seketika dengan tiga gesekan semprotan darah pun bercucuran. Desahan suarapun
terdengar, suara takbir ikut mengantarkan tiap napas hewan ini. Batin ku, wahai sapi teman ku semalam, kau
telah menepati janjimu entah berapa kali kau mengaong ngaong namun daku tak
mendengar hingga suara terakhirmu memutuskan tali mimpiku hingga akupun
terbangun. Sekarang aku menyaksikan kepergianmu dengan mata kepalaku sendiri. Terimakasih
atas pengorbananmmu, semoga ini bisa dijadikan hikmah dan teguran buat kami
manusia. amINNN..
.
Langganan:
Postingan (Atom)