Cerpen kW.
Ini
sekilas cerita nyata, mungkin bisa di katakan cerpen juga, karena cerita
pendek. Judulnya Cerpen Kw.
Belum
lepas dari ingatan.
Barata saksi
masi berdiri kokoh.
Kita
berjumpa meski hati belum yakin.
Kemudian
berlanjut di pantai meski pertemuan itu sederhana. Kemudian pertemuan demi
pertemuan terus berlanjut walau dipisah jarak dan waktu namun bukanlah penghalang
bagi ku.
Meski
tak jarang harus bermandikan air hujan
namun hati berkata bagaimanapun caranya datang hanya untuk menemui mu. kw tau
bertemu dengan mu hanya hitungan menit kemudian aku kemabali lagi. Hati ku
sudah legah karena tlah melihat Yjexx Xu.
Malam
yang dingin, jalan yang sepi tak membuatku jerah demi bertemu dengan mu.
Kw
tau pernah suatu hari aku terjatuh bersama motor yang kukendarai mungkin mata
dan tubuh ku lelah setelah seharian bekerja namun hal itu sengaja tak ku beri
tau pada mu dan untungnya luka-luka ku tertutupi oleh baju sehingga tak tampak
oleh mu. Hal itu kulakukan dan bila kw tw pasti dirimu tak mengizini lagi tuk
menemui mu.
Kw
ingat saat karoke? Kw selalu menyanyikan lagu krispatih “ Tak Lengkang Oleh watu “ dan lagu ST 12 “ jangan pernah berubah
serta Terlalu.
Begitu
tersentuh saat mendengar itu.
Kw
masi ingat saat melepas rasa lapar saat
setelah perjalanan kebersamaan. Kita selalu makan diwarung padang,
senang terasa sat melihat begitu lahapnya kw makan tanpa tersisa.
Aku
juga masi ingat saat kw dihadapkan oleh sebuah pilihan dan kw memutuskan untuk
pergi dari rumah saudaramu, aku sadar kw lakukan senekat itu demi aku sndiri.
Saat itu juga aku merasakan kasih sayang begitu besar dari mu.
Setelah harus memutar otak untuk mencari
tempat tinggal lain. Akhirnya kw memutuskan untuk tinggal di batu belubang.
Ingin menangis jikalau membayangkan nasibmu. Aku merasa bersalah akibat sebuah
pilihan dan membuatmu tersiksa.
Kw
ingat saat kita sedang dalam perjalanan berdua, tiba-tiba ada orang yang
memukuli mu persis di depan mataku sndiri. Sungguh perasaan ku kaget, panik,
campur aduk hingga darah yang keluar dari bibirku akibat terkena pukulan itu
walau kw cepat menangkis. Begitu hebat pula air mata ku bercucuran rasa kasian
ku saat menyaksikan orang yang kukasihi di lukai orang. Namun tak mau aku
mengingatnya kembali karena itu bukan
kesalahann kita meskipun kejadian itu membuat ku trauma, terutama saat
bertemu orang bertubuh besar dan hitam. Di bennak ku orang orang yang memiliki
postur tubuh demikian begitu kasar..egois..tak pandang siapa didepan jikalau
hati tak suka maka kekerasan yang selalu menjadi solusi.
Kw
tw taruma ku akhirnya bisa terhalang oleh rasa rinduku pada mu wlw hanya
menunggu di ujung jalan hingga tampak sosok bertudung menghampiri ku tentunya
itu adalah kw.
Kemudian
hampir tiap minggu kita meluangkan waktu untuk bersama walau sebatas makan
bersama. Pernah disuatu kali aku sengaja datang pagi-pagi ketempat mu hanya
untuk melihat mu, sungguh saat melihatmu
dengan peralatan siap untuk bekerja manambang timah, batin rasanya ingin menangis karena tak sampai hati membayangkan begitu
kerasnya pekerjaan dan perjuangan mu tak
seperti aku yang bekerja tanpa mengeluarkan keringat dengan ruangan yang ber
AC.
Saat
mendengar tiap keluhan mu aku ikut merasakan itu.
Belum
sempat melihatmu tersenyum bahagia, masalah
kembali muncul. Kw ingat tragedi dipondok yang kw tempati, masalah itu
membuatmu pusing mencari tempat tinggal dimana lagi. Bayanganku kw tak jauh bedah seperti anak yang
hilang..terlantar. andai aku jadi kw mungkin aku hanya bisa mengais..putus asa.
Namun kw tidaklah seperti aku. Kw menyadari bahwa kw tidak sendiri, Alloh
selalu ada di dekat mu, tanpa
disangka-sangka Alloh mengirimkan teman mu menawari untuk tinggal dan bekerja
sama. ALHAMDULLILLAH hati ku mendengarnya.
Namun
selang 2 minggu pindah, keadaan mu lebih
menyedihkan. Aku lebih tak sanggup mendengar saat kw bilang tak ada tempat
untuk tidur sementara mata mu sudah kantuk akibat kelelahan setelah seharian
kerja. Aku menangis saat kw mengatakan jari tangan dan kaki mu hancur dimakan
air.
Kw
tw tiap kita berdua, aku selalu memperhatikan dirimu dari ujung kaki hingga
rambut kusam mu. Jari behias kuku hitam mu, telapak tangan yang kasar. Telapak
kaki mu yang hancur. Sungguh terpikir dihati..sambil memeluk mu dan berkata aku tak akan membiarkan mu berjuang
sedemikian keras..menghancurkan tubuh-tubuh yang tak bersalah. Aku berjanji
akan berusaha mencarikan kerja tanpa
harus bergelut dengan air dan senatan matahari. Kw ingat saat dipantai tak ada
lebih bahagia saat kita berdua, bersama menyaksikan bulan bintang, lampu kapal yang berkilau dan deruaan ombak
yang menyejukkan hati. Sungguh aku ingin terus menyaksikan dengan dirimu, orang
yang selalu membuat ku sadar akan pentinya menghargai suatu nilai kehidupan,
menghargai orang-orang yang kita cintai. Dan perjalanan yang tlah kita lewati
bersama.
Ternyata kebersamaan itu adalah terakhir kali.
Karena di luar dari rencana kw memutuskan untuk kembali ke jakarta. Dengan
lekasnya aku menyusulmu di batu blubang, kemudian mengantarkan ke dermaga. Kw
tw rasa hati ini rasa belum puas, rasa rindu, rasa sedih ikut mengantar mu
hingga tangga kapal akhirnya jabatan tangan tlah memisahkan kita.
Tak terasa 6 bulan sudah berlalu memisahkan
kita. Namun pisahan ini tak membuat
komunikasi kita terputus. Selama 6 bulan aku terus menyaksikan hidupmu
diseberang sana walau sebatas HP. Kw tinggal di lampung hampir tiga bulan, dan banyak
kenangan-kenangan ikut kurasakan saat kw menceritakan kegiatan-kegiatan
dikebun, saat kw harus menghubungi ku meski ditemani oleh nyamuk-nhyamuk yang
tak puas. Aku ingat saat kw harus
mencari ikan,, dengan pakaian yang kw kenakan. Kerap kw katakan seperti tarzan
yang hanya mengenakan kolor...lucu sekali.
Aku juga ingat saat kw memutuskan untuk tidak turun kekebun dengan alasan
ingin masak, padahal waktu itu kw sempatkan untuk menghubungi ku, kita seperti
kucing-kucingan akibat abank yang usil. Tak mau mendengar kita bahagaia.
Akhirnya
tugas mu telah selesai di kebun, begitu bahagianya aku saat mendengar keputusan
untuk kembali ke bangka. Girang tiada terkira.
Kw tw saat menjemput mu di bandara ehh...salah maksudnya di dermaga,
begitu bahagianya aku..saat melihat mu ingin rasanya memeluk tapi malu banyak
orang. Sehingga hanya tangan mu yang bisa ku genggam kuat. Tak mau rasanya lepas seolah-olah banyak
bahasa tersendiri dalam genggaman ini.
Malam
itu juga aku memutuskan untuk
mengantarkan mu kesungailiat, untung teman-teman ku berbaik hati ikut mengantar
dengan alasan aku tak sendiri saat pulang kepangkal lagi.
Begitu
juga kahirnya saat harus mengantarkan mu ke rumah ibu yuliza. Tempat yang
memberikan mu pekerjaan yang layak. Saat tiba dirumah ibu betapa legahnya aku
saaT melihat respon yang baik ketika
menyambut kedatangan mu. Hati ku lega ALHAMDULILLAH mudah-mudahan pertemuan ini
awal dari kesuksesan mu.
Seiring
waktu kw pun mulai bekerja, menjalankan warnet. Aku salut pada mu kw bisa
mengerti bagai mana mengoprasikan warnet tersebut dengan program-program yang
ribet untuk ku. Namun mudahnya untuk mu. AKU BAHAGIA SEKALI..Terimakasih Ya
ALLoh..
Tak
terasa sudah berjalan 2 bulan tanpa ada hambatan.. namun tentunya dalam 2 bulan
ada kejadian-kejadian lucu bagi ku. Saat kita bertengkar kecil bagi. Esoknya
kita sudah baikkan kembali. Kerap juga kita menyempatkan untuk jalan bersama kw
masi ingat buka, saat malam tahun baru juga, banyak hal yang selalu menjadi
ingatan yang sulit untuk dilupakan.
Biasanya
tiap pagi aku selalu semangat untuk memasak sarapan pagi, berharap bisa jadi
bekal buat di kampus sekaligus mengantarkan serantang untuk mu dengan itu kw
tak perlu bangun dengan perut yang kosong, setidaknya isi rantang ini bisa
membuatmu tidak merasakan lapar.
Kabar
mengejutkan.
Saat
tengah malam kw mengabarkan ku untuk memutuskan kembali kejakarta, dengan alasan orang tua mu sakit parah. mendengar izinan mu itu rasanya sulit untuk
ku terima, namun membayangkan nasib orang tua mu begitu mengharapkan kedatangan
mu itu. Akhirnya pukul lima pagi kapal
mu pun tlah meninggalkan pulau bangka, bahkan tak sempat aku melihat,
mengantarkan kepergian mu seperti kepulangan sebelumnya. Namun selama di kapal
kita sering kpmunikasi, setidaknya rasa sedih ku sedikit terhapus karena sudah
menemani mu di perjalanan. Pikir batin
ku kw pergi hanya untuk sementara kemudian kembali kepulau ini lagi dan
memelukku. 2 hari tlah berlalu, aku
selalu menuggu kabarmu lagi dan pada akhirnya kw mengabarin kalau kw sudah
sampai kejakarta. ALHAMDULLILLAH.
Namun
kabar itu hilang lagi, hati ini bertanya mungkin kw harus mengurusi orang tua
mu sehingga tak sempat untuk mengabari aku disini.
Namun
dugaan ku salah besar. Aku harus mendengar kabar dari orabng lain kalau kw
sudah menikah.
Kw TELAH MENIKAH, setengah tak percaya batin ku, akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi,
berulang kali aku mencoba menghubungi namun belum juga kau menyambutnya. Rasa
takut, panik, namun air mata sudah mengalir.
Kembali kuputuskan untuk menghubungi mu alhamdulillah kw menyambutnya.
Denga lekas aku menanyakan kebenaran kabar itu..A’ KAU SUDAH NIKAH OUK?? Saat
kw katakan KU SUDAH MENIKAH DEK, sungguh semua tubuh ku lemah tak ada tenaga,.
Tangan dan bibir ku gemetar . kembali ku kuatkan kemudian aku menanyakan KAPAN
KAU MENIKAH A? Kw pun menjawab dengan enteng SUDA TIGA HARI YANG LALU DEK. Dengan lekas aku matikan hp ku, dengan
spontan aku tunduk, bukan tunduk untuk bersyukur, namun tundukku YA Alloh
kuatkan aku, apa salah ku, hukum apa yang KAU berikan ini, yaAlloh aku tak kuat
lagi..setegah itukah orang yang selalu ku tunggui. YA Alloh.. sakitt sakitt sekali,
sesak dada ku.. inikah kabar inikah
kabar yang kunantikan. Ya Allohh...